Yuk, Jadi Pemilik Perusahaan Bersama: Mengenal ESOP!

Yuk, Jadi Pemilik Perusahaan Bersama: Mengenal ESOP!
Photo by Resume Genius / Unsplash

Pernah dengar istilah ESOP? Ini dia program keren yang bisa bikin kamu jadi pemilik perusahaan tempat kamu bekerja! Disingkat dari Employee Stock Ownership Plan, ESOP adalah program kepemilikan saham karyawan yang bisa jadi tambahan dana pensiun kamu nanti.

Gimana cara kerjanya?

Bayangkan perusahaan tempat kamu bekerja kayak kue tart. Nah, ESOP ini ngasih kamu kesempatan buat dapetin sedikit potongan kue tart tersebut. Perusahaan bisa nyediain uang tunai atau langsung saham perusahaan ke dalam program ESOP. Setiap karyawan yang ikutan bakal punya semacam rekening khusus buat sahamnya masing-masing.

Sahamnya nggak langsung bisa kamu ambil ya?

Betul! Saham yang diberikan perusahaan itu ada masa tunggunya, kayak masa probation gitu. Selama masa tunggu ini, saham belum sepenuhnya jadi milik kamu. Nanti setelah masa tunggunya selesai, barulah kamu bisa menikmati kepemilikan saham tersebut, bisa sebagian atau seluruhnya tergantung ketentuan program.

Jadi karyawan ESOP nggak pernah pegang saham langsung?

Iya betul! Selama kamu masih jadi karyawan, kamu nggak pegang sahamnya secara langsung. Nanti baru pas kamu pensiun, keluar, cacat, atau meninggal dunia, saham tersebut baru bisa kamu ambil atau dijual.

Jangan Dibaca Salah! ESOP Beda Sama Stock Option

Perlu diingat, ESOP ini beda sama stock option ya! Stock option cuma ngasih kamu hak buat beli saham perusahaan dengan harga tertentu di waktu tertentu. Nah, ESOP justru ngasih kamu kepemilikan saham langsung.

Kenapa ESOP Populer?

Ada beberapa alasan kenapa ESOP jadi program yang disukai perusahaan dan karyawan. Pertama, program ini punya keuntungan pajak yang menarik. Semua pihak yang terlibat, mulai dari perusahaan, penjual saham, dan karyawan bisa menikmati potongan pajak yang menguntungkan.

Selain itu, ESOP juga bisa jadi strategi perusahaan. Dengan memiliki saham perusahaan, karyawan jadi lebih semangat bekerja buat kebaikan perusahaan secara keseluruhan. Soalnya, mereka juga ikut merasakan untung rugi dari naik turunnya harga saham perusahaan!

Contoh Kasus ESOP di Amerika Serikat

1. The New York Times

Pada tahun 1992, The New York Times menerapkan ESOP sebagai respon terhadap upaya akuisisi yang tidak bersahabat. Program ini memberikan 17% saham perusahaan kepada karyawannya. Hasilnya, karyawan menjadi lebih termotivasi dan loyal, dan perusahaan berhasil terhindar dari akuisisi.

2. Publix Super Markets

Publix Super Markets adalah salah satu perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari 200.000 karyawan. Sejak tahun 1974, perusahaan ini telah menerapkan ESOP yang memberikan 80% kepemilikan saham kepada karyawannya. Hal ini menjadikan Publix sebagai salah satu perusahaan dengan tingkat loyalitas karyawan dan kepuasan pelanggan tertinggi di Amerika Serikat.

Contoh Kasus ESOP di Indonesia

1. PT HM Sampoerna Tbk

PT HM Sampoerna Tbk adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang menerapkan ESOP sejak tahun 2000. Program ini memberikan 10% saham perusahaan kepada karyawannya. Hasilnya, karyawan menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai saham mereka.

2. PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

BCA adalah salah satu bank terbesar di Indonesia yang menerapkan ESOP sejak tahun 2005. Program ini memberikan 1,5% saham perusahaan kepada karyawannya. Hasilnya, karyawan menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan pelayanan dan meningkatkan profitabilitas bank.

Prosedur dan Perhitungan ESOP

Prosedur ESOP

Prosedur ESOP umumnya terdiri dari beberapa langkah berikut:

  1. Penetapan program: Perusahaan menetapkan program ESOP dan menentukan ketentuannya, seperti jumlah saham yang dialokasikan, masa tunggu, dan cara pendistribusian saham.
  2. Penilaian saham: Saham perusahaan dihargai oleh penilai independen.
  3. Pemberian saham: Saham perusahaan diberikan kepada karyawan sesuai dengan ketentuan program.
  4. Masa tunggu: Karyawan harus menunggu selama periode tertentu (biasanya 3-5 tahun) sebelum mereka dapat memiliki saham sepenuhnya.
  5. Pendistribusian saham: Setelah masa tunggu selesai, saham didistribusikan kepada karyawan. Karyawan dapat memilih untuk menjual sahamnya atau menyimpannya.

Perhitungan ESOP

Perhitungan ESOP umumnya melibatkan beberapa faktor berikut:

  • Jumlah saham yang dialokasikan: Jumlah saham yang dialokasikan kepada setiap karyawan biasanya tergantung pada jabatan, kinerja, dan masa kerja karyawan.
  • Harga saham: Harga saham yang digunakan untuk menghitung nilai ESOP adalah harga pasar yang wajar pada saat saham diberikan kepada karyawan.
  • Masa tunggu: Masa tunggu adalah periode waktu yang harus dilalui karyawan sebelum mereka dapat memiliki saham sepenuhnya.
  • Hak vesting: Hak vesting adalah hak karyawan untuk memiliki saham ESOP. Hak vesting biasanya diperoleh secara bertahap selama masa tunggu.

Contoh Perhitungan ESOP

Misalkan seorang karyawan menerima 100 saham ESOP dengan harga Rp1.000 per saham. Masa tunggu program ESOP adalah 5 tahun, dan hak vesting diperoleh secara bertahap sebesar 20% per tahun.

Pada tahun pertama:

  • Karyawan menerima 20% dari 100 saham, yaitu 20 saham.
  • Nilai ESOP pada tahun pertama adalah 20 saham x Rp1.000 per saham = Rp20.000.

Pada tahun kedua:

  • Karyawan menerima 20% dari 100 saham, yaitu 20 saham.
  • Total saham yang dimiliki karyawan adalah 20 saham + 20 saham = 40 saham.
  • Nilai ESOP pada tahun kedua adalah 40 saham x Rp1.000 per saham = Rp40.000.

Pada tahun ketiga:

  • Karyawan menerima 20% dari 100 saham, yaitu 20 saham.
  • Total saham yang dimiliki karyawan adalah 40 saham + 20 saham = 60 saham.
  • Nilai ESOP pada tahun ketiga adalah 60 saham x Rp1.000 per saham = Rp60.000.

Pada tahun keempat:

  • Karyawan menerima 20% dari 100 saham, yaitu 20 saham.
  • Total saham yang dimiliki karyawan adalah 60 saham + 20 saham = 80 saham.
  • Nilai ESOP pada tahun keempat adalah 80 saham x Rp1.000 per saham = Rp80.000.

Pada tahun kelima:

  • Karyawan menerima 20% dari 100 saham, yaitu 20 saham.
  • Total saham yang dimiliki karyawan adalah 80 saham + 20 saham = 100 saham.
  • Nilai ESOP pada tahun kelima adalah 100 saham x Rp1.000 per saham = Rp100.000.

Pada akhir masa tunggu, karyawan memiliki 100 saham ESOP senilai Rp100.000. Karyawan dapat memilih untuk menjual sahamnya atau menyimpannya.

Perlu diingat bahwa ini adalah contoh sederhana dan perhitungan ESOP yang sebenarnya dapat lebih kompleks. Peraturan dan ketentuan mengenai ESOP di setiap perusahaan mungkin berbeda-beda.

Kesimpulannya?

ESOP adalah program yang menguntungkan buat karyawan dan perusahaan. Karyawan bisa menikmati kepemilikan saham dan berpotensi mendapatkan keuntungan finansial yang lebih besar. Perusahaan pun bisa mendapat karyawan yang lebih loyal dan fokus pada kesuksesan bersama.