Usaha Kecil Menengah: Kenapa Banyak yang Gulung Tikar? Ini Rahasia Kelangsungan Hidupnya!

Usaha Kecil Menengah: Kenapa Banyak yang Gulung Tikar? Ini Rahasia Kelangsungan Hidupnya!
Photo by charlesdeluvio / Unsplash

Di dunia bisnis, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), cerita pilu soal gulung tikar sebelum usia 5 tahun bagaikan hantu yang menghantui. Seringkali, kambing hitamnya adalah kondisi pasar, persaingan, dan faktor eksternal lainnya. Penjualan merosot, keuntungan menipis, dan akhirnya tirai pun ditutup.

Tapi, tahukah kamu? Di balik kisah tragis itu, sering kali tersembunyi biang keladi lain: ketidakseimbangan antara pertumbuhan usaha dan nilai perusahaan.

Pertumbuhan, ibarat otot yang membesar, fokus pada penjualan dan pendapatan, menargetkan pelanggan dan konsumen. Di sinilah kehidupan bisnis bermula. Tanpa konsumen yang membeli produk dan jasa, pertumbuhan tidak akan berjalan, dan duit pun takkan mengalir.

Di sisi lain, keberlangsungan usaha, bagaikan tulang yang kokoh, berfokus pada karyawan, pemegang saham, pemodal, vendor, dan perbankan. Mereka adalah jantung kehidupan bisnis. Ketika penjualan mandek, karyawan tetap butuh gaji, pemegang saham butuh dividen, pemodal butuh pengembalian, vendor butuh pembayaran, dan perbankan butuh cicilan pinjaman. Tanpa mereka, bisnis takkan bertahan lama dan bahkan tidak ada yang membantu di kala bisnis melewati masa sulit,transformasi dan transisi

Kesalahan fatal yang sering dilakukan UMKM adalah menyamakan pertumbuhan dan keberlangsungan usaha. Mereka terjebak dalam pola pikir sempit, hanya mengejar penjualan tinggi tanpa memikirkan kesehatan bisnis secara keseluruhan.

Contohnya:

  • Memakai software akuntansi Excel/murah demi menghemat biaya, alih-alih software ternama yang meningkatkan reputasi dan efisiensi.
  • Mengabaikan tata kelola keuangan yang baik, seperti pencatatan yang rapi dan analisis keuangan.
  • Melalaikan pengembangan SDM, seperti pelatihan dan pembinaan karyawan.

Akibatnya:

  • Ketidakmampuan mengelola keuangan dengan baik, menyebabkan kebocoran dan ketidakjelasan arus kas.
  • Karyawan yang tidak terampil dan tidak termotivasi, menurunkan produktivitas dan kualitas layanan.
  • Reputasi bisnis yang buruk, menyulitkan mendapatkan pendanaan dan pelanggan baru.

Solusinya:

  • Fokus pada pertumbuhan dan keberlangsungan usaha secara seimbang. Kejar penjualan, tapi jangan lupa jaga kesehatan bisnis.
  • Gunakan software akuntansi yang tepat, meski berbiaya lebih, untuk meningkatkan efisiensi dan reputasi.
  • Terapkan tata kelola keuangan yang baik, catat semua transaksi dengan rapi dan lakukan analisis keuangan secara berkala.
  • Investasikan pada pengembangan SDM, latih dan bina karyawan agar lebih terampil dan termotivasi.
  • Jangan terlalu berhemat, investasikan untuk masa depan, sediakan dana untuk investasi pemasaran, penjualan dan teknologi sebagai bagian wujud keseriusan usaha melakukan segalanya secara akuntabel, cepat, efisien, dan efektif

Ingatlah: UMKM bukan hanya soal penjualan, tapi juga membangun bisnis yang sehat dan tahan banting. Seimbangkan pertumbuhan dan keberlangsungan usaha, dan jinakkan monster pertumbuhan sebelum menelan nyawa bisnis Anda.

Bersama, kita ciptakan dunia di mana UMKM bukan hanya bertahan, tapi berkembang pesat dan menebar manfaat bagi banyak orang.