Usaha Kecil Menengah di Indonesia: Antara Intuisi dan Data

Usaha Kecil Menengah di Indonesia: Antara Intuisi dan Data
Photo by Myriam Jessier / Unsplash

Usaha kecil menengah (UKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Sektor ini berkontribusi sebesar 60,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja di Indonesia. Namun, tingkat kegagalan UKM di Indonesia juga tergolong tinggi. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 8 dari 10 UKM di Indonesia gagal dalam kurun waktu 5 tahun pertama.

Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan UKM adalah karena tidak membuat perencanaan dan keputusan berdasarkan data. Banyak pemilik UKM yang mengandalkan intuisi atau fakta berita media dalam mengambil keputusan bisnis. Hal ini tentu saja berisiko, karena intuisi bisa saja salah dan fakta berita media bisa saja tidak akurat.

Pada awal pendirian, mungkin sulit bagi UKM untuk memiliki data yang memadai dikarenakan keterbatasan dana dan sumber daya. Pemilik UKM mungkin hanya mengandalkan intuisi dan pengalaman mereka dalam mengambil keputusan bisnis. Namun, seiring berjalannya waktu, UKM perlu mulai mengumpulkan data untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih akurat.

Data yang dikumpulkan oleh UKM dapat berasal dari berbagai sumber, seperti:

1. Data pesaing: Data pesaing dapat memberikan gambaran tentang posisi bisnis di pasar, seperti strategi pesaing, produk dan layanan pesaing, dan promosi pesaing.

2. Data pelanggan: Data pelanggan dapat memberikan gambaran tentang kebutuhan dan selera konsumen, seperti demografi pelanggan, perilaku pembelian, dan kepuasan pelanggan.

3. Data penjualan: Data penjualan dapat memberikan gambaran tentang kinerja bisnis, seperti volume penjualan, margin keuntungan, dan tren penjualan.

4. Data makroekonomi: Data makroekonomi dapat memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi secara keseluruhan, seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.

Pembukuan merupakan salah satu sumber data yang penting bagi UKM. Pembukuan dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan bisnis, seperti arus kas, laba rugi, dan neraca.

Selain data internal yang dihasilkan dari operasional bisnis, UKM juga dapat memanfaatkan data eksternal yang tidak dihasilkan oleh operasional bisnis. Data eksternal ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti:

  1. Data media: Data media dapat memberikan gambaran tentang informasi terkini, seperti berita, tren, dan opini.
  2. Data industri: Data industri dapat memberikan gambaran tentang tren dan perkembangan industri, seperti data pasar, data teknologi, dan data persaingan.
  3. Data pemerintah: Data pemerintah dapat memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi dan bisnis secara umum, seperti data statistik, data regulasi, dan data kebijakan pemerintah.

Smart UMKM ID adalah sebuah layanan yang dapat membantu UKM dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Layanan ini tidak hanya membuat pembukuan, tetapi juga membantu memberikan rekomendasi berdasarkan data-data eksternal yang tidak dihasilkan oleh operasional bisnis.

Rekomendasi yang diberikan oleh Smart UMKM ID dapat membantu UKM dalam:

  • Meningkatkan penjualan: Smart UMKM ID dapat membantu UKM untuk memahami kebutuhan dan selera konsumen, sehingga UKM dapat mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.
  • Meningkatkan efisiensi operasional: Smart UMKM ID dapat membantu UKM untuk mengidentifikasi area-area yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi operasional.
  • Meningkatkan daya saing: Smart UMKM ID dapat membantu UKM untuk memahami posisi bisnis di pasar, sehingga UKM dapat mengembangkan strategi yang lebih kompetitif.

Dengan memanfaatkan data secara bijak, UKM dapat meningkatkan peluang keberhasilan bisnisnya.