Uang Kita vs Uang Mereka: Gimana Sih Cara Bandingin Daya Belinya?

Uang Kita vs Uang Mereka: Gimana Sih Cara Bandingin Daya Belinya?
Photo by Rendy Novantino / Unsplash

Pernah nggak sih kepikiran, gaji sejuta di Indonesia sama nilainya kayak gaji berapa di Amerika Serikat? Nah, ilmu ekonomi punya cara buat ngitungin ini, namanya Paritas Daya Beli (PPP).

Gampangnya, PPP itu kayak ngukur seberapa kuat mata uang suatu negara buat beli barang dan jasa. Misal, dengan Rp 10.000 kita bisa beli semangkuk bakso enak. Nah, di Jepang, mungkin butuh Yen 1.000 buat ngedapetin semangkuk ramen yang sama enaknya. Jadi, walaupun Yen nilainya lebih tinggi dari Rupiah, daya belinya buat beli makanan tertentu bisa jadi mirip.

PPP ini nggak cuma ngebandingin dua mata uang, tapi bisa dipakai buat ngelihat kesejahteraan penduduk di negara-negara berbeda. Bayangin deh, dengan pendapatan yang sama, orang Indonesia mungkin bisa hidup lebih nyaman dibanding orang Amerika Serikat karena biaya hidupnya lebih murah.

Gimana Cara Hitung PPP?

Ada rumus khusus buat ngitung PPP, tapi nggak usah pusing. Yang penting kita paham konsepnya aja. PPP ngelihat harga sekelompok barang (misalnya beras, baju, bensin) di dua negara. Kalo harga total barang-barang ini sama di kedua negara, berarti nilai tukar kedua mata uang itu udah "adil".

Masalahnya, ngumpulin data harga dari berbagai negara ribet banget! Makanya, PBB kerjasama sama Universitas Pennsylvania bikin International Comparisons Program (ICP) di tahun 1968. Program ini ngelakuin survei harga ratusan barang di seluruh dunia.

Dengan data dari ICP, para ahli ekonomi bisa ngukur pertumbuhan ekonomi dan produktivitas berbagai negara. Bank Dunia pun rutin ngeluarin laporan PPP setiap 3 tahun buat ngebandingin negara-negara di dunia berdasarkan dolar Amerika Serikat dan nilai PPP mereka.

PPP itu Berguna Buat Siapa?

PPP nggak cuma dipakai para akademisi dan lembaga internasional. Para pelaku bisnis juga bisa memanfaatkan PPP. Misalnya, pedagang forex bisa pake PPP buat ngelihat mata uang mana yang lagi undervalued (nilai sebenarnya lebih tinggi) atau overvalued (nilai sebenarnya lebih rendah).

Investor yang punya saham atau obligasi perusahaan asing juga bisa pake PPP buat ngelihat gimana fluktuasi nilai tukar bakal ngepengaruhi perekonomian negara tempat investasi mereka berada.

Jadi, lain kali liat berita tentang nilai tukar, coba deh inget konsep PPP. Meskipun nilai tukar bisa berubah-ubah, daya beli uang suatu negara tetep bisa jadi patokan buat ngukur kesejahteraan penduduknya.

Contoh Kasus Perbandingan Daya Beli Indonesia dengan Negara Lain

Tabel 1: Perbandingan Daya Beli Indonesia dan Amerika Serikat

Barang/JasaHarga di Indonesia (Rp)Harga di AS (USD)
Semangkuk bakso10.0007
Sepatu sneakers500.00035
Tiket pesawat pulang pergi Jakarta-Bali1.000.00070
Sewa apartemen 1 kamar di Jakarta3.000.0001.000

Dari tabel di atas, terlihat bahwa harga beberapa barang dan jasa di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan di Amerika Serikat. Misalnya, semangkuk bakso di Indonesia hanya Rp 10.000, sedangkan di AS harganya USD 7.

Namun, perlu diingat bahwa tingkat pendapatan di kedua negara juga berbeda. Rata-rata pendapatan per kapita di Indonesia sekitar USD 4.000 per tahun, sedangkan di AS sekitar USD 63.000 per tahun.

Meskipun daya beli di Indonesia lebih tinggi dibandingkan di AS, tingkat pendapatan penduduknya masih jauh lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan penduduk di kedua negara masih belum seimbang.

Contoh Kasus Lainnya:

  • Daya beli di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.
  • Daya beli di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Manfaat Memahami PPP:

  • Memahami kesenjangan ekonomi antara negara-negara di dunia.
  • Membantu investor dalam membuat keputusan investasi.
  • Membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi.

PPP adalah alat yang berguna untuk membandingkan daya beli di negara-negara berbeda. Dengan memahami PPP, kita dapat lebih memahami kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan penduduk di berbagai negara.