Tehnik Pemasaran yang Terabaikan Walau Tetap Ampuh

Tehnik Pemasaran yang Terabaikan Walau Tetap Ampuh

Pernahkah kamu mengambil foto yang buram dan tidak fokus, lalu baru sadar masalahnya bukan pada teknik fotografi kamu, melainkan lensa kameranya? Setelah dibersihkan, foto kamu menjadi sempurna. Nah, dalam bisnis pun seringkali terjadi hal yang sama. Kita bisa saja beroperasi dengan "lensa" yang buram dan tidak menyadarinya.

Langkah pertama adalah introspeksi perspektif kita - lensa yang kita gunakan untuk melihat audiens dan tujuan bisnis. Tantangannya adalah bagaimana kamu bisa keluar dari batasan tersebut dan memperluas pandangan untuk menjangkau lebih banyak calon pelanggan dengan pesan yang tepat.

Berikut beberapa jebakan umum yang dihadapi pemilik bisnis saat membuat strategi pemasaran, dan bagaimana kamu dapat memperluas pola pikir untuk meningkatkan pendapatan tahunan dan membangun loyalitas pelanggan yang kuat.

Terlalu Fokus pada Digital Marketing dan Mengabaikan Sentuhan Offline

Seringkali, hal yang familiar terasa nyaman. Contohnya, generasi muda seperti Milenial dan Gen Z dianggap selalu terpaku pada ponsel mereka. Padahal, terkadang hal yang tidak familiar justru bisa lebih memikat. Iklan cetak, seperti kartu pos dan surat, sebenarnya bisa menarik generasi muda karena berada di luar kebiasaan mereka.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa direct mail (surat langsung) memiliki dampak yang lebih tahan lama dibandingkan media digital. Para peneliti menemukan bahwa direct mail menarik perhatian orang 118% lebih lama dan menstimulasi daya ingat merek sebesar 70% lebih tinggi daripada iklan digital.

Jadi, baik kamu pemilik bisnis muda yang selama ini mengandalkan digital marketing atau berasumsi semua calon pelanggan menyukai konten online, sekarang saatnya berpikir out of the box dan lebih kreatif dalam menampilkan produk atau layanan kamu secara nyata.

Coba gunakan direct mail, lacak hasilnya, dan kamu mungkin akan menemukan bahwa pelanggan justru lebih merespons konten cetak. Ingat, kartu pos bisa tersimpan di rumah selama berbulan-bulan, sementara email sering diabaikan atau dihapus dalam hitungan detik setelah dibuka.

Menemukan Cara Baru Mengembangkan Bisnis

Fokus pada bisnis sendiri terkadang membuat kamu tidak tahu apa yang dilakukan pesaing. Ini adalah titik buta yang besar. Menganalisis kompetitor sangat penting. Mulailah dengan melakukan "blind shopping", seperti mendaftar ke newsletter mereka, mengunjungi website mereka, mengamati pengalaman belanja, dan mengikuti media sosial mereka.

Kamu tidak perlu meniru apa yang mereka lakukan, tetapi kamu bisa menganalisis apa yang mereka lakukan dengan baik, apa yang tidak mereka lakukan dengan baik, dan bagaimana kamu bisa menawarkan sesuatu yang unik untuk mengisi kekosongan tersebut. Misalnya, kompetitor kamu mungkin memiliki media sosial yang luar biasa, tetapi mereka tidak memiliki acara tatap muka atau sentuhan nyata untuk para pengikut mereka.

Kamu bisa menciptakan lebih banyak kesempatan bagi calon pelanggan untuk berinteraksi dengan kamu secara personal, seperti mengadakan acara belanja, meet-up, konsultasi tatap muka, atau pelatihan (jika sesuai dengan industri kamu). Atau, jika kompetitor gencar melakukan pemasaran via email, kamu bisa melakukan hal serupa, tapi dengan tawaran menarik yang jauh lebih baik daripada yang mereka berikan.

Tidak Pernah Bertanya kepada Pelanggan Mengapa Mereka Memilih Kamu

Setelah melakukan riset kompetitor dan mengumpulkan inspirasi dari bisnis lain, saya sarankan kamu bertanya langsung kepada pelanggan tentang apa yang mereka sukai dari produk dan/atau layanan kamu, dan mengapa mereka akhirnya memilih kamu dibandingkan pesaing.

Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan meliputi:

  • Berapa banyak riset yang kamu lakukan sebelum mengambil keputusan?
  • Apa faktor penentu setelah kamu melihat berbagai pilihan?
  • Apakah ada sesuatu yang menonjol dari kami yang kamu sukai dan berbeda dari yang lain?

Kamu mungkin memiliki beberapa pelanggan setia yang sering berkomunikasi dan bisa kamu ajak bicara. Tapi jika tidak, kamu bisa menggunakan situs survei seperti SurveyMonkey, Jotform, atau Mailchimp.

Kamu tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya dipikirkan pelanggan sampai kamu bertanya kepada mereka, dan tidak ada ruginya untuk mencoba!

Dengan bersikap terbuka dan ingin tahu, kamu akan memasuki ranah pertumbuhan baru untuk perusahaan kamu dan bahkan belajar lebih banyak tentang misi dan merek kamu di sepanjang jalan.