Stigma Salah Tentang UMKM: Mengapa Kita Harus Meluruskannya?

Stigma Salah Tentang UMKM: Mengapa Kita Harus Meluruskannya?
Photo by S O C I A L . C U T / Unsplash

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering disalahpahami sebagai perusahaan kecil yang tidak profesional dan tidak terorganisir. Stigma ini sering kali muncul karena kurangnya informasi dan edukasi tentang UMKM.

Faktanya, UMKM adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2021, UMKM berkontribusi terhadap 61,07% PDB Indonesia dan 97% dari total tenaga kerja.

Stigma negatif tentang UMKM dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka. Berikut beberapa stigma yang sering dijumpai:

1. UMKM adalah perusahaan kecil yang tidak profesional

Stigma ini sering muncul karena UMKM umumnya memiliki modal yang lebih kecil dibandingkan perusahaan besar. Namun, bukan berarti UMKM tidak profesional. Banyak UMKM yang memiliki produk dan layanan berkualitas tinggi dengan manajemen yang baik.

2. UMKM tidak terorganisir

Stigma ini sering muncul karena UMKM umumnya tidak memiliki struktur organisasi yang kompleks seperti perusahaan besar. Namun, bukan berarti UMKM tidak terorganisir. Banyak UMKM yang memiliki sistem dan prosedur yang jelas untuk menjalankan usahanya.

3. UMKM hanya menjual produk lokal

Stigma ini sering muncul karena UMKM umumnya fokus pada pasar lokal. Namun, banyak UMKM yang sudah mulai merambah pasar internasional.

4. UMKM tidak inovatif

Stigma ini sering muncul karena UMKM umumnya memiliki teknologi yang lebih sederhana dibandingkan perusahaan besar. Namun, banyak UMKM yang sudah mulai berinovasi dengan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan usahanya.

5. UMKM tidak memiliki akses ke permodalan

Stigma ini sering muncul karena UMKM umumnya kesulitan mendapatkan kredit dari bank. Namun, banyak lembaga keuangan yang sudah mulai menyediakan kredit khusus untuk UMKM.

Pentingnya Meluruskan Stigma Salah Tentang UMKM

Meluruskan stigma salah tentang UMKM sangat penting untuk:

  • Meningkatkan citra UMKM di mata masyarakat
  • Meningkatkan kepercayaan investor terhadap UMKM
  • Meningkatkan akses UMKM ke permodalan
  • Meningkatkan daya saing UMKM
  • Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan UMKM

Contoh Perusahaan UMKM Profesional di Indonesia dan Luar Negeri

Indonesia:

  • PT Sido Muncul: Perusahaan jamu tradisional yang telah berdiri sejak 1951. Sido Muncul memiliki produk-produk unggulan seperti Tolak Angin, Kuku Bima, dan Bir Pletok. Sido Muncul yang bermula sebagai UMKM telah memasarkan produknya ke berbagai negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
  • PT Mugi Rekso Abadi: Produsen sepatu merek Cardinal yang telah berdiri sejak 1979. Cardinal telah menjadi salah satu merek sepatu ternama di Indonesia dan telah memasarkan produknya ke berbagai negara di Asia Tenggara.
  • PT Dua Kelinci: Produsen makanan ringan seperti keripik singkong dan kentang yang telah berdiri sejak 1985. Dua Kelinci telah menjadi salah satu merek makanan ringan ternama di Indonesia dan telah memasarkan produknya ke berbagai negara di Asia Tenggara.
  • PT Ika Indo Industri Karbonik : Usaha yang bermula sebagai UMKM didirikan pada tahun 1988 yang berasal dari Medan, Sumatera Utara ini telah berhasil mengekspor karbon aktif yang banyak digunakan di pasar Amerika dan Eropa
  • UD Sinar Mulyo : UMKM yang berasal dari Jawa Tengah ini telah berhasil mengekspor kapuk fiber sampai ke India

Luar Negeri:

  • Starbucks: Berawal dari kedai kopi kecil di Seattle, Amerika Serikat, Starbucks kini telah menjadi salah satu merek kopi ternama di dunia dengan lebih dari 28.000 gerai di 77 negara.
  • Apple: Berawal dari garasi di Palo Alto, California, Amerika Serikat, Apple kini telah menjadi salah satu perusahaan teknologi ternama di dunia dengan produk-produk inovatif seperti iPhone, iPad, dan MacBook.
  • Alibaba: Berawal dari sebuah apartemen kecil di Hangzhou, Tiongkok, Alibaba kini telah menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia dengan platform seperti Taobao dan Tmall.
  • Nike : Berawal dengan nama Blue Ribbon Sports oleh Bill Bowerman dan Philip Knight pada 1964. Awalnya hanya mendistribusikan sepatu impor. Namun berkat inovasi produk, Nike tumbuh menjadi merek sepatu dan apparel olahraga raksasa global
  • IKEA : Didirikan pada tahun 1943 oleh Ingvar Kamprad saat berusia 17 tahun di Swedia. Awalnya hanya menjual peralatan tulis, frame foto, dan lainnya. IKEA kemudian mulai memproduksi furnitur rakitan pada 1948. Kini IKEA telah menjadi ritel furnitur dan perabot rumah tangga terbesar di dunia dengan ratusan toko di berbagai negara.
  • Aldi : Didirikan pada 1946 oleh Anna Albrecht di Essen, Jerman sebagai toko kelontong kecil. Kini Aldi telah berkembang menjadi jaringan supermarket diskon raksasa yang beroperasi di 20 negara di dunia dengan ribuan toko.
  • Zara : Perusahaan fesyen ritel Spanyol yang dimulai oleh Amancio Ortega pada 1975 dengan eceran pakaian sederhana. Zara kini menjadi merek fesyen global tersebar di lebih dari 90 negara dan bagian dari Inditex, salah satu grup ritel pakaian terbesar di dunia.
  • Skype : Didirikan pada 2003 oleh Swedia dan Estonia sebagai layanan panggilan internet murah. Skype berkembang pesat dan diakuisisi Microsoft pada 2011 dengan valuasi $8,5 miliar, menunjukkan kesuksesan yang luar biasa dari UMKM menjadi perusahaan besar.

Semua usaha besar dimulai dari UMKM

Semua usaha besar dimulai dari UMKM. Hal ini karena UMKM merupakan pondasi dari perekonomian di berbagai negara. UMKM umumnya memiliki fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan besar.

UMKM juga berperan penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. UMKM juga dapat membantu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah terpencil.

Penutup

UMKM adalah sektor penting dalam perekonomian. Stigma negatif tentang UMKM harus diluruskan agar UMKM dapat tumbuh dan berkembang. Contoh-contoh perusahaan UMKM profesional di Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa UMKM dapat menjadi perusahaan besar yang sukses.

Oleh karena itu, kita harus mendukung UMKM agar mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian.