Refleksi Tahun Baru: Belajar dari Kemenangan dan Kegagalan untuk Menjadi Pemimpin yang Lebih Baik

Refleksi Tahun Baru: Belajar dari Kemenangan dan Kegagalan untuk Menjadi Pemimpin yang Lebih Baik
Photo by Medienstürmer / Unsplash


Halo teman-teman pengusaha yang budiman! Tahun baru baru saja kita lewati. Momen yang pas banget buat kita merenungkan kembali perjalanan bisnis kita setahun kemarin. Nggak cuma ngitung untung-rugi, tapi juga mengevaluasi kemenangan, terobosan, kegagalan, dan bahkan kemunduran yang kita alami.

Sebagai pengusaha, kita memang jago ngegas ngebut maju. Tapi kadang, saking semangatnya, kita lupa berhenti sejenak, ambil napas, dan belajar dari pengalaman. Padahal, justru dari refleksi inilah kita bisa menemukan banyak banget hikmah, baik dari kemenangan maupun kegagalan.

Kami sendiri mengalami pentingnya refleksi ini. Bisnis kami yang tadinya tumbuh stabil selama 14 tahun, tiba-tiba kena hantaman COVID-19 di 2020. Pendapatan anjlok drastis. Awalnya gampang aja sih nyalahin COVID. Tapi setelah tiga tahun berbenah, kami sadar, ternyata nggak cuma COVID biang keroknya.

COVID memang faktor eksternal, tapi kalo kami cuma nyalahin COVID semata, banyak banget pelajaran yang bakal kelewat. Di masa kritis itu, kami baru ngeh ada beberapa titik lemah internal yang selama ini kurang kami perhatikan.

Pertama, cash flow yang jadi stresor berat. Sebelum pandemi, kami berencana investasi gede-gedean buat tim dan platform baru untuk mengejar pertumbuhan bisnis. Alhasil, pas pandemi ngegasak, cadangan kas yang tadinya cukup buat ngelewatin beberapa bulan awal, malah bikin kami kewalahan karena kegerus cukup banyak. Kami jadi tunda beberapa keputusan investasi pengembangan sistem (tidak semuanya ditunda) dan nambahin beberapa talenta baru. Padahal, saat itu udah keliatan banget ada beberapa kinerja tim yang belum optimal, bahkan terlihat buruknya setelah ada pengembangan sistem dan platform yang walau belum sepenuhnya dipenuhi. Kami terlalu lama memberikan toleransi atas keadaan ini.

Kedua, visibility lead generation yang ternyata bolong. Dua sumber referral utama kami mendadak kering beberapa bulan sebelum pandemi. Kami baru sadar selama ini pertumbuhan bisnis kami terlalu bergantung sama referral dan klien lama. Kami butuh cara biar lebih gampang dilirik sama klien baru. Dari situlah, kami rombak total strategi marketing, fokus naikin visibilitas dan jalin hubungan jangka panjang sama lead lewat sales cycle yang lebih panjang dan melakukan pengembangan Smart UMKM ID. Walaupun awalnya lambat, dampaknya sekarang positif banget. Ini malah jadi pembeda kami di pasar. Dulu kelemahan, sekarang jadi kekuatan.

Dari pengalaman pahit ini, kami belajar banyak banget hal yang bikin kami jadi bisnis yang lebih baik. Sekarang, kami jauh lebih sigap mengatasi masalah kinerja yang terus berulang. Soal keuangan, kami juga tidak segan ambil langkah cepat kalo ada potensi masalah cash flow, tidak peduli seberapapun banyak cadangan yang ada. Pelajaran-pelajaran ini tidak hanya membantu kami mengembangkan bisnis, tapi juga bikin kami jadi coach yang lebih handal.

Selama melayani banyak perusahaan, kami sering lihat gimana blindspot bisa mengurangi profit mereka. Kalo kita tidak sempatkan refleksi, kita cuma bakal mengulangi kesalahan yang sama dan kerugian akan semakin numpuk. Padahal jadi pengusaha itu salah satu kesempatan pengembangan diri terbaik, lho. Blindspot terjadi ketika bisnis udah punya tim yang solid dan pendapatan yang naik, yang mana kita cenderung tidak melakukan refleksi karena merasa semua sudah baik baik saja padahal sering kali ada banyak kesalahan yang dilakukan oleh tim kita yang dilakukan berulang dan sering kali terlambat disadari dan bisa dengan cepat mengubah arah bisnis dari yang menguntungkan menjadi merugi dalam waktu semalam.

Nah, kalo kalian ngelakuin refleksi, perhatiin deh pola-pola yang berulang. Itu tandanya ada blindspot yang kudu ditanggulangi. Jangan ragu minta tolong. Jauh lebih gampang daripada tiba tiba merugi, kan?

Ingat, tidak apa apa mengakui kalau ada yang kita tidak ketahui, sukses yang anda alami di bisnis bukan berarti jadi maha tahu segalanya. Malah keren kalo kita cukup rendah hati buat minta bantuan dan cerita kesalahan ke orang lain dengan membuka diri untuk minta bantuan pihak ketiga seperti konsultan. Nantinya anda bakal mengerti, kesalahan yang anda lakukan itu bukan masalah yang luar biasa bahkan mungkin anda akan merasakan kelegaan luar biasa ketika menyadari bahwa tantangan yang anda alami membantu anda mengembangan kapasitas usaha dan pribadi dari yang sebelum sebelumnya pernah dialami dan diselesaikan di waktu waktu sebelumnya.

Buat membangun resiliensi dan kepemimpinan yang lebih baik, coba renungkan pertanyaan-pertanyaan ini:

  • Kemenangan apa yang udah anda raih? Apa yang anda pelajari?
  • Gimana caranya anda bakal secara sadar ngulang hal-hal yang berhasil?
  • Tantangan apa yang sudah anda atasi? Apa yang anda pelajari tentang diri sendiri?
  • Apa yang anda syukuri dari tantangan yang lagi dihadapi?
  • Di mana titik-titik "asleep at the wheel" anda? Apa yang anda toleransi? Kalo dihentikan, peluang apa yang terbuka?
  • Kalo bisa mengulang waktu setahun, apa yang bakal anda lakukan secara berbeda?
  • Gimana pola pikir anda berkembang atau berubah

Yuk silahkan beri komentar di kolom dibawah ini, semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda