Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja: Pengertian, Rumus, dan Contoh Kasus

Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja: Pengertian, Rumus, dan Contoh Kasus
Photo by Possessed Photography / Unsplash

Rasio penjualan terhadap modal kerja (Sales to Working Capital Ratio) adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan tahunan bersih dengan modal kerja. Modal kerja sendiri adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan.

Rasio penjualan terhadap modal kerja merupakan rasio yang penting untuk dipantau oleh perusahaan, karena dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Sebaliknya, semakin rendah rasio ini, maka semakin besar kebutuhan modal kerja perusahaan.

Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio penjualan terhadap modal kerja:

Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja = Penjualan Tahunan Bersih / Modal Kerja

Modal kerja dapat dihitung dengan rumus berikut:

Modal Kerja = Aset Lancar - Kewajiban Lancar

Contoh kasus:

Jolt Power Supply Company memutuskan untuk mengurangi jumlah persediaan barang yang disimpan untuk beberapa barang yang paling jarang dipesan, dengan tujuan meningkatkan perputaran persediaan dari dua kali setahun menjadi empat kali setahun. Perusahaan mencapai tujuan persediaannya dengan cepat dengan menjual kembali sebagian persediaannya kepada pemasoknya dengan imbalan kredit untuk pembelian di masa depan.

Untuk mengetahui apakah keputusan perusahaan ini berdampak positif terhadap efisiensi penggunaan modal kerja, kita dapat menghitung rasio penjualan terhadap modal kerja sebelum dan sesudah keputusan tersebut diambil.

Rasio penjualan terhadap modal kerja sebelum keputusan:

Rasio Penjualan terhadap Modal Kerja = Penjualan Tahunan Bersih / Modal Kerja

Asumsikan bahwa penjualan tahunan bersih Jolt Power Supply Company adalah Rp100 miliar dan modal kerja perusahaan adalah Rp50 miliar. Maka, rasio penjualan terhadap modal kerja perusahaan adalah 2.

Rasio penjualan terhadap modal kerja sesudah keputusan:

Setelah mengurangi jumlah persediaan barang, aset lancar Jolt Power Supply Company berkurang menjadi Rp45 miliar. Modal kerja perusahaan pun berkurang menjadi Rp40 miliar.

Dengan demikian, rasio penjualan terhadap modal kerja perusahaan sesudah keputusan adalah 2,5.

Peningkatan rasio penjualan terhadap modal kerja menunjukkan bahwa Jolt Power Supply Company menjadi lebih efisien dalam menggunakan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  • Berkurangnya biaya penyimpanan persediaan
  • Berkurangnya risiko obsolescence persediaan
  • Bertambahnya modal kerja yang tersedia untuk digunakan untuk kegiatan lain, seperti ekspansi bisnis atau pembayaran utang

Secara keseluruhan, rasio penjualan terhadap modal kerja merupakan rasio keuangan yang penting untuk dipantau oleh perusahaan. Rasio ini dapat memberikan gambaran kepada manajemen perusahaan tentang efisiensi penggunaan modal kerja dan kebutuhan modal kerja perusahaan di masa depan.