Menyegarkan Strategi Sosial Media: 6 Cara Efektif untuk Pebisnis

Menyegarkan Strategi Sosial Media: 6 Cara Efektif untuk Pebisnis
Photo by Alexander Shatov / Unsplash

Pernah dengar keluhan "Sosial media kok monoton, ya?" dari seorang wirausaha? Mungkin saja strategi branding digital mereka sudah usang dan butuh penyegaran. Sebagai pelaku bisnis, Anda adalah wajah dan suara perusahaan. Hal pertama yang biasanya ingin orang ketahui setelah mengenal bisnis Anda adalah, "Apa akun sosial media Anda?"

Memang, eksposur publik bagi pebisnis itu penting. Tapi tenang, ada cara untuk tetap "terlihat" tanpa kewalahan mengikuti tren dan platform baru yang bermunculan. Apakah Anda sedang meluncurkan brand baru atau ingin menyegarkan strategi di awal tahun, berikut 6 tips jitu memanfaatkan sosial media:

1. Temukan Suara Unik Anda

Perasaan seperti berteriak ke ruang hampa kerap dialami saat berkonten di sosial media. Apalagi, rata-rata pengguna menghabiskan 151 menit per hari di sana! Agar pesan Anda didengar, Anda harus menonjol.

Identifikasi pesan brand Anda dan cari berbagai cara penyampaian. Konten harus mencerminkan brand. Misalnya, penulis tak hanya mempromosikan buku, tapi juga berbagi proses kreatif, mengulas acara literatur (tak hanya event sendiri), dan membagikan daftar bacaan pribadi.

Pikirkan aspek mana yang ingin digunakan untuk membangun audiens dan mana yang murni untuk promosi.

2. Pilih Platform yang Tepat

TikTok mungkin sedang naik daun, tapi apakah audiens Anda ada di sana? Platform ini menarik demografi muda, cocok untuk brand fesyen, tapi mungkin tak sesuai untuk Anda.

LinkedIn, meski dianggap kurang "seru", adalah tempat ideal untuk bicara bisnis, terutama tips dan kisah sukses. Ini bisa jadi landasan membangun kredibilitas. Pilih 1 platform untuk fokus, bukan mencoba menguasai semuanya.

Tak masalah untuk cross-posting ke platform lain atau menyesuaikan jenis konten, tapi jangan terjebak tren yang tak selaras dengan brand. Ingat, tren bersifat temporal, dan selalu ada platform baru yang menanti.

3. Susun Kalender Sosial Media

Buatlah kalender posting bulanan atau 2 bulanan. Ini membantu fokus energi pada strategi, tanpa harus repot mencari ide content menarik saat hari kerja sibuk.

Menjadwalkan posting membangun konsistensi, sekaligus memberi ruang untuk konten live di momen tertentu. Variasikan jenis konten dan selalu tanyakan nilai apa yang ditawarkan tiap posting, bukan sekadar konten baru.

Banyak yang berpendapat semakin sering posting, semakin mudah mengalahkan algoritma. Padahal, audiens yang benar-benar terlibat akan tetap mencari dan merespons postingan Anda. Bersabarlah dan bangun audiens yang tertarik dengan apa yang Anda sampaikan, yang pada akhirnya akan menjadi pelanggan Anda.

4. Sikapi Tren dengan Bijak

Sama seperti platform baru, tren online pun datang dan pergi. Meme, gif, dan slang baru bermunculan terus-menerus, dan sulit mengikuti semuanya. Gunakan tren untuk keuntungan brand, tapi pastikan sesuai dengan identitas Anda. Pesan yang dipaksakan akan kurang diterima.

Tren bersifat fana, tapi branding yang kuatlah yang menarik dan mempertahankan audiens. Jangan terobsesi dengan viralitas atau mengejar ratusan followers yang tak terlibat dengan brand. Bersabarlah dan bangun audiens yang benar-benar ingin mendengar dan pada akhirnya mendukung bisnis Anda.

5. Berkreasi dengan Video

Video adalah "tren" yang bertahan. Kepopuleran TikTok dan Instagram Reels membuktikan ini. Namun, YouTube dengan 2,7 miliar pengguna aktif bulanan, juga memungkinkan Anda berbagi video informatif yang lebih panjang.

Apapun platform video pilihan Anda, baik scripted atau live, pendek atau panjang, video adalah cara efektif untuk menampilkan kepribadian brand secara menarik. Tak nyaman tampil di kamera? Buatlah reel berisi highlight bisnis atau foto still yang menunjukkan produk Anda. Tak selalu wajah Anda yang harus ada di setiap video.

6. Tetap Asli

Kebohongan mudah tercium di dunia online, dan tak sedikit pengguna yang tak sungkan mengkritiknya. Konten yang kaku dan terkesan spam juga bisa menghambat jangkauan Anda.

Jika kesulitan merangkai pesan sempurna, platform seperti ChatGPT bisa jadi alat bantu. Meski AI tak boleh 100% diandalkan untuk menulis konten, mereka bisa jadi panduan awal untuk menyampaikan pesan Anda. Aplikasi Buffer juga punya fitur AI bawaan untuk memudahkan dan menyempurnakan captions.

Intinya, jangan biarkan sosial media membuat Anda kewalahan. Tetaplah terbuka terhadap potensinya. Pilih platform dan fitur yang paling cocok dengan Anda dan audiens, lalu berkembanglah dari situ.

Semoga tips ini membantu Anda menyegarkan strategi sosial media dan memperkokoh brand Anda di ranah digital!