Mengukur Efisiensi Aset Operasional dalam Bisnis: Rasio Aset Operasional

Mengukur Efisiensi Aset Operasional dalam Bisnis: Rasio Aset Operasional
Photo by Blake Wisz / Unsplash

Rasio Aset Operasional adalah salah satu metrik penting yang dapat membantu manajer dalam menentukan aset mana yang dapat dihapus dari perusahaan tanpa mengganggu kemampuan operasionalnya. Metrik ini difokuskan untuk mengalihkan perhatian manajemen pada aset yang tidak menghasilkan return on investment sehingga dapat dieliminasi.

Formula untuk menghitungnya adalah dengan membagi nilai dalam rupiah dari semua aset yang digunakan dalam proses penciptaan pendapatan dengan total jumlah aset, kedua angka ini harus dicatat pada nilai bruto, sebelum ada pengurangan penyusutan. Perhitungan juga dapat mencakup piutang usaha dan inventaris.

Contoh penggunaan metrik ini dapat dilihat pada kasus perusahaan Matrix Motor Company. Matrix, yang telah berdiri sejak tahun 1902, telah mengumpulkan sejumlah besar aset tetap dan aset lainnya selama waktu tersebut. Perusahaan ini baru-baru ini diakuisisi oleh perusahaan yang lebih muda dan ingin membersihkan aset yang sudah tidak diperlukan.

Untuk mengukur rasio aset operasional, tim akuisisi memutuskan untuk mengecualikan piutang usaha yang sudah jatuh tempo, inventaris usang, dan peralatan produksi yang tidak terpakai dari pembilang dalam rumus, dengan fokus pada aset-aset ini sebagai target untuk pengurangan guna membuat Matrix menjadi organisasi yang lebih efisien secara aset.

Berikut adalah perhitungan rasio aset operasional Matrix Motor Company (bukan nama sebenarnya) dalam rupiah, berdasarkan informasi yang ada:

Jenis AsetNilai Bruto
Piutang UsahaRp428.000.000
Piutang Jatuh TempoRp33.000.000
Inventaris Saat IniRp978.000.000
Inventaris UsangRp524.000.000
Perabotan dan PeralatanRp207.000.000
Peralatan ProduksiRp4.832.000.000
Peralatan Produksi Tidak TerpakaiRp1.403.000.000
Total AsetRp8.405.000.000

Aset yang digunakan untuk menciptakan pendapatan:
Rp6.445.000.000

Rasio Aset Operasional:
(Rp6.445.000.000 / Rp8.405.000.000) x 100% = 76,7%

Hasil perhitungan ini mengungkapkan bahwa sekitar seperempat dari total aset Matrix tidak dapat digunakan secara efektif untuk menghasilkan pendapatan dan harus dievaluasi untuk dieliminasi.

Penting untuk dicatat bahwa daftar aset yang digunakan dalam pembilang sangatlah subjektif. Sebuah sistem seleksi yang cermat harus dibuat untuk menentukan aset mana yang benar-benar digunakan untuk aktivitas produktif. Konsep penggunaan aset untuk menciptakan pendapatan juga dapat menimbulkan area abu-abu, seperti apakah semua peralatan yang digunakan oleh departemen penjualan harus dihitung sebagai bagian dari proses penciptaan pendapatan?

Cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat daftar rinci dari kelas aset mana yang harus dimasukkan dalam pengukuran, yang mungkin juga memerlukan justifikasi tertulis untuk inklusi aset tertentu dalam pembilang rumus.

Rasio Aset Operasional merupakan alat yang berguna bagi manajemen untuk mengidentifikasi aset yang tidak produktif dan potensial untuk dieliminasi, memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam memanfaatkan aset-aset yang memberikan nilai tambah dan mendukung pertumbuhan bisnisnya.