Memonetisasi Aset Lewat Waralaba: Tren Bisnis Menguntungkan

Memonetisasi Aset Lewat Waralaba: Tren Bisnis Menguntungkan
Photo by Bach Nguyen / Unsplash

Hai semua! Hari ini kita akan membahas sesuatu yang cukup seru nih, yaitu tentang monetisasi aset, pada artikel beberapa waktu lalu kita sudah pernah bahas mengenai bagaimana monetisasi aset bagi UKM. Nah, monetisasi aset ini sebenarnya konsep yang cukup luas dan bisa diterapkan dalam berbagai hal. Tapi kita mulai dulu ya dari hal yang paling familiar dan pernah kita pernah bahas cukup banyak di beberapa artikel sebelumnya, yaitu waralaba atau franchise.

Ada perbedaan mendasar antara monetisasi aset dengan penjualan produk/layanan dalam sebuah perusahaan atau bisnis. Penjelasannya sebagai berikut:

Monetisasi Aset

  • Fokus utamanya adalah mengkapitalisasi atau mendapatkan nilai dari aset yang dimiliki perusahaan, baik aset berwujud (tanah, gedung, peralatan) maupun tidak berwujud (merek, paten, data)
  • Caranya bisa melalui lisensi, waralaba, sewa, jual beli aset, securitisasi aset, monetisasi data, dll.
  • Mendatangkan pendapatan tambahan di luar dari aktivitas bisnis utama
  • Contoh: Disney melisensikan karakter miliknya untuk produk merchandise

Penjualan Produk/Layanan

  • Fokusnya adalah menjual produk barang atau jasa yang dihasilkan dari kegiatan operasional bisnis utama perusahaan
  • Produk dan layanan tersebut merupakan lini bisnis inti perusahaan
  • Menghasilkan pendapatan dari aktivitas bisnis utama perusahaan
  • Contoh: Disney menjual tiket masuk ke taman rekreasi, merchandise official di toko Disney

Jadi monetisasi aset lebih kepada memanfaatkan dan mengkapitalisasi aset yang dimiliki untuk pendapatan tambahan. Sedangkan penjualan produk/layanan adalah aktivitas bisnis inti yang menjadi sumber pendapatan utama.

Namun kedua hal ini bisa saling melengkapi dalam sebuah perusahaan. Misalnya McDonald's mendapat pendapatan dari penjualan produk makanan (bisnis inti), sekaligus mendapat pendapatan dari waralaba yang merupakan bentuk monetisasi aset merek dan konsep bisnis mereka.

Jadi perusahaan yang piawai bisa memaksimalkan monetisasi aset mereka di samping menjalankan bisnis inti penjualan produk/layanan. Ini bisa meningkatkan diversifikasi pendapatan dan nilai perusahaan.

Tapi tentu saja cara memonetisasi aset nggak cuma dari waralaba aja. Ada banyak cara lain yang bisa kita lakukan, tergantung jenis asetnya. Misalnya kalau kita punya gedung atau tanah, kita bisa sewakan ke orang lain. Kalau punya paten atau hak cipta, kita bisa jual atau kasih lisensi penggunaannya. Bahkan data mentah yang kita miliki aja sekarang bisa dijual ke pihak lain lho!

Nah, di era digital gini, monetisasi aset juga bisa dilakukan dalam bentuk yang lebih modern seperti model berlangganan, memasang iklan, atau bahkan crowdfunding dan sponsorship. Jadi sebenernya peluangnya luas banget buat kita bisa manfaatin aset yang kita miliki buat menghasilkan duit.

Yang penting, kita harus kreatif dan jeli aja nih mengidentifikasi aset apa yang kita miliki, kemudian cari tahu cara terbaik untuk memonetisasinya. Siapa tau dari aset yang kita anggap sepele, ternyata bisa jadi sumber pendapatan yang menggiurkan!

Nah, biar lebih jelas, kali ini kita bakal kasih beberapa contoh kasus perusahaan yang berhasil memonetisasi asetnya, serta jadiin dalam bentuk tabel metode-metode monetisasi aset yang bisa dipilih antara lain

  1. McDonald's - Waralaba McDonald's memonetisasi konsep bisnis dan mereknya dengan sistem waralaba. Pemilik franchise membayar franchise fee serta royalti berkala dari penjualan.
  2. Walt Disney - Lisensi
    Disney mendapat pendapatan dari melisensikan karakternya untuk digunakan pada berbagai produk mainan, pakaian, dll.
  3. Bandara - Sewa Pengelola bandara memonetisasi lahan dengan menyewakan area untuk toko, restoran, dan jasa lainnya di area bandara.
  4. Pencipta Lagu - Royalti Pencipta lagu mendapat royalti setiap kali lagunya diputar di radio, streaming, atau digunakan untuk keperluan komersial.
  5. WhatsApp - Subscription Aplikasi seperti WhatsApp bisa mendapat pendapatan dari model berlangganan premium dengan fitur tambahan.

Nah, dari contoh-contoh di atas, kita bisa lihat bahwa ada banyak pilihan cara untuk memonetisasi aset ya. Supaya lebih ringkas, aku rangkum metode-metode monetisasi aset dalam tabel di bawah ini:

Metode MonetisasiContoh Aset
WaralabaMerek dagang, konsep bisnis
LisensiPaten, hak cipta, desain
SewaGedung, lahan, peralatan
RoyaltiMusik, film, karya tulis
Subscription/MembershipAplikasi, layanan, konten
Publisher IklanWebsite, aplikasi, video
Jual Beli AsetTanah, gedung, hak paten
SponsorshipAcara, kompetisi, produk
Sekuritisasi AsetPendapatan masa depan
Monetisasi DataData pelanggan, data perilaku

Nah, dengan punya referensi tabel gini, kita bisa lebih gampang lho mengidentifikasi aset apa yang kita miliki, lalu memilih metode terbaik untuk memonetisasinya. Siapa tau dari sini malah muncul ide bisnis baru yang inovatif?

Jadi bisnis apa aja sih yang bisa diwaralabakan? Pada dasarnya, hampir semua jenis bisnis berpeluang untuk diwaralabakan, asalkan memenuhi beberapa kriteria seperti:

  1. Bisnis sudah terbukti sukses dan menguntungkan
  2. Memiliki konsep dan sistem operasional yang bisa direplikasi
  3. Memiliki ciri khas yang kuat seperti merek, produk, atau layanan

Nah, dari kriteria di atas, beberapa jenis bisnis yang paling umum diwaralabakan antara lain:

Jenis BisnisContoh
Restoran/CafeMcDonald's, KFC, Starbucks
RitelIndomaret, Alfamart, Ace Hardware
HotelMarriott, Holiday Inn, Harris
Layanan PendidikanThe Geniuses, Primagama
Makanan BekuHaagendazs, Aice
Jasa KeuanganWestern Union, Pegadaian
Jasa PropertiRE/MAX, Century21
Agen PerjalananPanorama, Wastana
Salon KecantikanJohnny Andrean, Rudy Hadisuwarno

Bahkan untuk bisnis yang awalnya kecil seperti usaha kuliner, laundry, sampai jasa perbaikan, asalkan memenuhi kriteria di atas juga bisa diwaralabakan lho.

Intinya, waralaba membuka peluang bagi pemilik bisnis untuk mengembangkan usahanya dengan cara mereplikasi konsep bisnisnya di banyak tempat, tanpa harus mengeluarkan modal investasi yang besar. Penerima waralaba yang membayar franchise fee dan royalti kepada pemberi waralaba.

Beberapa daftar jenis bisnis waralaba terkenal di luar Indonesia atau luar negeri

Jenis BisnisContoh
Restoran Cepat SajiMcDonald's, KFC, Burger King, Subway
Toko Roti/KueDunkin' Donuts, Krispy Kreme
Toko Kelontong7-Eleven, Circle K
Rumah MakanTGI Friday's, Applebee's
Tempat Gym/FitnesCurves, Anytime Fitness
Layanan PembersihanServPro, Molly Maid
Perawatan RumputTru-Green, Lawnkeeper
Perpindahan/PenyimpananU-Haul, Extra Space Storage
Layanan KomputerCompUSA, Experimac
Salon & Toko SuppliesGreat Clips, PetSmart
Perbaikan MobilMeineke, Midas
Jasa Pencucian MobilMoo Moo Car Wash, Tommy Car Wash
Agen PerjalananCentury Travel, Flight Centre

Dari daftar di atas, kita bisa lihat bahwa hampir semua jenis bisnis bisa diwaralabakan di luar negeri, mulai dari restoran sampai jasa perbaikan dan perawatan. Yang penting bisnisnya sudah mapan, punya konsep yang terbukti, serta memiliki brand/merek yang kuat.

Sistem waralaba memang menjadi strategi ekspansi yang populer bagi perusahaan-perusahaan besar di luar negeri. Dengan waralaba, mereka bisa memperluas jangkauan bisnis secara cepat ke banyak lokasi tanpa harus investasi modal yang terlalu besar.

Jadi kalau misalnya kamu punya rencana untuk mengembangkan bisnis, waralaba bisa jadi salah satu opsi yang menarik untuk dipertimbangkan. Tentu saja dengan riset dan perhitungan yang matang dulu ya!

Silahkan tuliskan komentar kamu dibawah ini apabila ada pertanyaan atau hubungi perwakilan kami untuk langkah langkah monetisasi aset mu