Masa Depan Waralaba Restoran: Gelombang Pemain Baru dengan Teknologi dan Model Bisnis yang Kreatif

Masa Depan Waralaba Restoran: Gelombang Pemain Baru dengan Teknologi dan Model Bisnis yang Kreatif
Photo by Cristiano Pinto / Unsplash

Hai semua! Artikel ini mengajak kita berpetualang ke dunia waralaba restoran, menelusuri sejarahnya yang menarik dan mengintip masa depannya yang penuh tantangan. Mari kita lihat bagaimana industri ini berevolusi dari model sederhana hingga menjadi pemain utama dengan gelombang baru teknologi dan strategi kepemilikan.

Dari Pionir hingga Mega-Franchise: Evolusi Waralaba Restoran

Perjalanan waralaba restoran dimulai pada tahun 1960-an, di mana kepemilikan waralaba tunggal menjadi pintu masuk bagi banyak orang untuk terjun ke bisnis ini. Ini adalah "Gelombang Pertama" yang membuka jalan bagi para entrepreneur dan pemilik usaha baru.

Selanjutnya, "Gelombang Kedua" hadir di era 80-an dan 90-an, di mana para franchisee sukses membuka banyak lokasi dari merek waralaba yang sama. Mereka memanfaatkan pengalaman mereka di bidang properti, operasional restoran, pengembangan staf, dan arus kas untuk membangun kerajaan multi-unit.

Namun, para franchisee yang haus akan pertumbuhan segera mencapai titik jenuh dengan satu merek di wilayah mereka. Inilah yang melahirkan "Gelombang Ketiga": waralaba multi-merek. Para mega-franchisee kini mengoperasikan berbagai merek restoran yang tidak saling bersaing, membangun merek baru di wilayah mereka, atau bahkan beroperasi di beberapa lokasi berbeda. Prinsip dasarnya adalah memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan skala ekonomi yang sudah ada.

Pemain Baru: Investor Ekuitas Swasta

Siapa para mega-franchisee ini? Mereka adalah perusahaan ekuitas swasta raksasa yang meraup untung besar dengan mengakuisisi bukan hanya perusahaan franchisor/induk, tetapi juga organisasi franchisee mereka yang besar. Strategi mereka adalah meningkatkan jumlah unit franchise dengan toko (restaurant) fisik dalam portofolio mereka menggunakan sistem yang telah terbukti dapat menghasilkan hasil yang dapat diprediksi.

Namun, apa kekhawatiran mereka? Banyak investor khawatir dengan resiko bisnis daring yang mengancam – mereka berpikir bahwa bisnis franchise restaurant secara fisik dalam jangka menengah hingga panjang akan terancam oleh proliferasi solusi pengiriman berbasis teknologi atau layanan pesan antar makanan seperti Grabfood dan kawan kawannya. Namun, para analis tetap optimis terhadap sektor ini.

Mereka berpendapat bahwa kekhawatiran ini tidak berdasar dan para operator/investor pasti menemukan cara inovatif untuk mendorong kunjungan pelanggan, keterlibatan, dan pengalaman yang memastikan loyalitas pelanggan. Ini dapat dicapai dengan melengkapi bisnis inti mereka dengan solusi teknologi yang mendukung, tanpa mengganggu nilai proposisi dasar mereka.

Buktinya terlihat dari jumlah franchisee multi-unit multi-merek yang tumbuh pesat, bahkan banyak bisnis franchise yang meremajakan diri dengan memberikan pengalaman dine-in yang unik dan tidak terlupakan bahkan beberapa memiliki lebih banyak unit dalam portofolio multi-merek mereka daripada beberapa franchisor mereka! Jadi, ke mana pun arah pertumbuhan di masa depan, waralaba multi-unit multi-merek tidak dapat dibalikkan, dan tren waralaba besar dan korporat akan terus berlanjut.

Masa Depan Waralaba Restoran: Risiko dan Keuntungan

Sekarang kita bahas pro dan kontra utama yang terkait dengan pengembangan bisnis waralaba restoran multi-unit (single/multi-merek). Kita perlu mempertimbangkan kedua sisi mata uang, yaitu perspektif franchisor dan franchisee!

Perspektif Franchisor:

  • Keuntungan utama: akses yang lebih besar ke modal (uang dalam jumlah besar yang disediakan oleh franchisee). Hal ini memungkinkan franchisor untuk fokus pada perekrutan, penyaringan, dan pelatihan master franchisee tunggal di setiap pasar tertentu, yang kemudian mengembangkan wilayah teralokasinya.
  • Risiko besar: memberikan hak eksklusif untuk wilayah tertentu kepada master franchisee. Keberhasilan di pasar tertentu kemudian bergantung pada kinerja pemain lokal.
  • Masalah keagenan: kurangnya "rasa memiliki" membuat franchisee utama mengambil jalan pintas pada keharusan merek dan SOP. Masalah ini diperparah di tingkat bawah, yaitu sub-franchisee.

Perspektif Franchisee:

  • Waralaba multi-unit memungkinkan franchisee untuk menurunkan risiko bisnis dan moneter dibandingkan dengan satu restoran dengan menyebarkannya ke beberapa unit.
  • Membantu menurunkan biaya tetap per outlet dan menghasilkan penjualan maksimum dari pasar.
  • Seringkali membantu membangun hubungan dengan franchisor karena komitmen yang lebih tinggi untuk mengoperasikan beberapa unit.
  • Keuntungan dari skala ekonomi (memiliki jaringan outlet mini) - terutama transfer pengetahuan antar unit, mendapatkan diskon pembelian massal, dan menyebarkan biaya iklan.
  • Kelemahan utama: franchisee menginvestasikan modal secara signifikan lebih banyak dan menanggung risiko lebih besar daripada pemilik unit tunggal.
  • Masalah keagenan muncul dari kemungkinan pengabaian tanggung jawab dan standar moral yang dipertanyakan dari manajer operasi di tingkat toko.
  • Master franchisee sebenarnya mengambil masalah "seperti franchisor" dalam mengidentifikasi dan menerima sub-franchisee bawahan!

Waralaba Multi-Unit dan Multi-Merek: Jagoan Baru Dunia Kuliner Indonesia?

Ingat dulu jaman SMA kamu jajan apa? Mie ayam gerobak pinggir jalan? Warung tegal sederhana? Sekarang, lanskap kuliner Indonesia udah berubah drastis. Pemain-pemain baru bermunculan, nggak cuma ngandalin satu cabang doang, tapi langsung ngebor serbuan dengan banyak outlet sekaligus. Inilah era kejayaannya waralaba multi-unit dan multi-merek!

Bayangin aja deh, kamu punya cita-cita ngebangun kerajaan kuliner. Dulu, pilihan kamu mungkin cuma buka satu restoran andalan. Tapi sekarang, kamu bisa langsung tancap gas buka beberapa cabang sekaligus, bahkan bawa merek lain di bawah bendera kamu. Keren, kan?

Nah, kenapa model bisnis ini lagi ngetren abis di Indonesia? Ada beberapa alasan:

  • Efisiensi Maksimal: Udah punya sistem operasional yang mantap di satu cabang? Tinggal duplikasikan aja ke cabang lain! Hemat waktu, tenaga, dan duit.
  • Jangkauan Luas: Nggak cuma ngegasak satu wilayah, kamu bisa langsung merajai banyak area sekaligus. Makin banyak pelanggan, makin cuan!
  • Kekuatan Merek Ganda: Punya beberapa merek waralaba? Gabungin aja! Nggak cuma ngasih variasi buat pelanggan, tapi juga ngegedein portofolio kamu.

Contoh Kasus

1. Kebab Turki Baba Rafi: Pelopor Waralaba Multi-Unit

Salah satu pionir waralaba multi-unit di Indonesia adalah Kebab Turki Baba Rafi. Didirikan pada tahun 2003, Baba Rafi berkembang pesat dengan model waralaba multi-unit, di mana franchisee dapat membuka beberapa outlet dalam satu wilayah. Saat ini, Baba Rafi memiliki lebih dari 1.400 outlet di seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga.

Keberhasilan Baba Rafi dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti:

  • Merek yang kuat: Baba Rafi telah membangun merek yang kuat dan dikenal dengan kebabnya yang lezat dan terjangkau.
  • Model bisnis yang terbukti: Model waralaba multi-unit Baba Rafi telah terbukti berhasil, memungkinkan franchisee untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi dan dukungan dari franchisor.
  • Dukungan yang kuat untuk franchisee: Baba Rafi menyediakan berbagai macam dukungan untuk franchisee, termasuk pelatihan, pemasaran, dan pengembangan produk.

2. Richeese Factory: Dari Single Unit Menjadi Multi-Brand

Richeese Factory adalah contoh lain dari perusahaan waralaba yang sukses di Indonesia. Awalnya dimulai sebagai restoran single unit di Bandung pada tahun 2011, Richeese Factory berkembang pesat dengan model waralaba multi-unit. Saat ini, Richeese Factory memiliki lebih dari 200 outlet di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2017, Richeese Factory meluncurkan brand baru, yaitu Ayam Goreng Karawaci (AGK). AGK menawarkan ayam goreng dengan bumbu khas Karawaci yang berbeda dengan Richeese Factory. Dengan meluncurkan brand baru, Richeese Factory memperluas jangkauan pasarnya dan meningkatkan peluangnya untuk sukses.

3. GrabFood dan GoFood: Mengubah Lanskap Industri Restoran

Munculnya platform pesan-antar makanan online seperti GrabFood dan GoFood telah mengubah lanskap industri restoran di Indonesia. Platform ini memungkinkan restoran untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan mereka.

GrabFood dan GoFood juga telah membuka peluang baru bagi pengusaha untuk memulai bisnis waralaba restoran. Dengan modal yang relatif kecil, pengusaha dapat membuka restoran virtual yang hanya beroperasi melalui platform pesan-antar makanan online.

Tapi inget, sob, jalanan bisnis nggak selalu mulus. Ada tantangan yang perlu kamu perhatiin sebelum terjun ke dunia waralaba multi-unit:

  • Modal Gede: Buka banyak cabang sekaligus artinya butuh modal yang nggak sedikit. Pikirin matang-matang kemampuan finansial kamu.
  • Tanggung Jawab Besar: Banyak cabang berarti banyak urusan. Kamu harus jago ngatur operasional, ngawasin kualitas, dan ngurusin karyawan di tiap cabang.
  • Nggak Semua Cocok: Nggak semua merek atau bisnis cocok dijalankan model multi-unit. Analisa dulu pasar dan pesaing sebelum ngambil keputusan.

Nah, buat kamu yang pengen jadi pemain besar di dunia kuliner, waralaba multi-unit dan multi-merek bisa jadi pilihan menarik. Tapi inget, persiapan matang dan strategi jempolan adalah kunci supaya kerajaan kuliner kamu nggak cuma ngetren sesaat, tapi langgeng jaya!

Jadi, siap nyobain model bisnis yang lagi hits ini? Mau tau lebih lanjut gimana kita bisa bantu kamu, yuk kunjungi Jagoan UMKM untuk mulai langkah kamu yah