Marketing 101: Panduan Cepat untuk Pebisnis Pemula yang Mau Jualan Laris

Marketing 101: Panduan Cepat untuk Pebisnis Pemula yang Mau Jualan Laris
Photo by Patrick Tomasso / Unsplash

Halo semuanya! Buka usaha baru emang bikin semangat ya? Tapi bingung mulai dari mana, apalagi soal pemasaran? Tenang aja, artikel ini khusus buat kamu para pebisnis pemula yang mau jago ngejualin produknya.

Peribahasa bilang " Lokasi, Lokasi, Lokasi" adalah kunci kesuksesan bisnis. Memang nggak salah sih, tapi zaman sekarang udah beda. Internet udah jadi "lokasi" baru yang super penting. Mau produk kamu laris manis? Lapak kamu harus nongkrong di Facebook, LinkedIn, Instagram, YouTube, atau TikTok.

Nah, biar bisa ngejualin produk di dunia maya yang rame ini, kamu butuh strategi pemasaran yang jitu. Strategi ini harus jelasin 4 hal penting: apa yang kamu jual (produk), harga jualnya, di mana orang bisa beli (tempat), dan cara kamu ngenalin produk ke pembeli (promosi). Para ahli pemasaran nyebut keempat hal ini sebagai 4P Marketing: Product, Price, Place, dan Promotion. Artikel ini bakal ngebahas 2P yang pertama dulu, yaitu Product dan Price.

Kenali Produkmu Dulu, Baru Jual!

P yang pertama adalah Product. Gampangnya sih, ini tentang fitur dan keuntungan dari barang atau jasa yang kamu jual. Eh tapi, banyak pemasar zaman sekarang yang ngerasa konsep "Product" ini kurang lengkap. Kenapa? Soalnya konsep ini nggak ngeliatin soal pelayanan pelanggan (customer service), padahal itu juga penting banget! Gak usah khawatir, kita bisa perbarui konsep Product ini dengan memasukkan layanan pelanggan sebagai bagian dari keuntungan yang ditawarkan.

Ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan soal produk kamu. Pertama, kamu harus bisa ngebedain antara produk inti dan produk aktual. Bingung? Gini deh, misal kamu jualan es serut. Es serut itu adalah produk intinya. Nah, produk aktual kamu nggak cuma es serut doang, tapi juga termasuk tisu, tempat duduk ber-AC, tempat parkir, dan lain-lain. Contoh lain, toko elektronik sebenernya jualan komputer, tablet, dan perangkat elektronik lainnya (produk inti). Tapi mereka juga nawarin konsultasi sama pramuniaga yang ahli (layanan), jasa perbaikan (layanan), dan sebagainya.

Penting banget buat kamu ngerti bahwa produk inti bukanlah segalanya. Kadang-kadang, hal-hal tambahan yang kamu tawarin justru lebih bernilai daripada produk intinya sendiri. Nggak masalah sih, tapi kalau kamu nggak ngerti ini, bisa jadi malah repotin kamu ke depannya.

Siapa Pembeli Idealmu?

Jualin mainan keren buat anak umur 5 tahun ke anak remaja jelas nggak bakal ngefek. Jualin kapal pesiar buat pasangan single juga percuma. Intinya, kamu harus kenal banget sama target konsumen kamu.

Bayangin deh, pembeli ideal kamu itu kayak siapa? Usia berapa, penghasilannya gimana, punya anak belum, dan pendidikannya apa?

Misalnya, restoran Italia baru kamu mungkin mau nargetin keluarga yang pengen makan di luar dengan harga terjangkau dan tinggalnya nggak lebih dari 5 km dari restoran. Kamu bisa ngumpulin data dari Badan Pusat Statistik tentang jumlah keluarga kayak gitu di daerah kamu. Lebih mantep lagi kalau kamu bisa ngasih data dari Asosiasi Restoran Nasional tentang berapa banyak keluarga yang dibutuhkan buat ngedukung restoran Italia baru.

Buat produsen jok sepeda, target konsumennya mungkin pesepeda paruh baya yang santai dan ngerasa jok sepeda pada umumnya itu nggak nyaman. Mereka bisa ngasih referensi dari penelitian yang nunjukin bahwa sakit bokong gara-gara jok yang nggak nyaman itu adalah keluhan utama pesepeda santai.

Kalau bisa, ukurin ukuran target konsumen kamu. Misalnya, kalau kamu bisa nunjukin bahwa ada lebih dari 6 juta penderita diabetes yang butuh insulin di Indonesia, ini bakal nguatin usaha kamu buat ngejualin alat suntik yang mudah dipakai yang udah kamu kembangin.

Selain ngerti produk kamu dengan baik, ada beberapa hal lain yang perlu kamu masukin ke dalam rencana pemasaran kamu. Misalnya, kamu mungkin perlu ngejelasin proses pengembangan produk kamu. Ceritain gimana kamu dapetin ide, milih ide, ngetes ide, bikin prototipe, dan lain-lain.

Kamu juga perlu ngomongin tentang siklus hidup produk yang kamu jual. Ini penting banget, terutama buat produk yang cepet abis kayak keripik kentang atau barang yang awet kayak peralatan rumah tangga. Kamu bisa terus-terusan ngiklan keripik kentang ke pembeli dengan harapan mereka bakal sering-sering beli, tapi nggak ada gunanya ngebombardir orang dengan promo kulkas kalau mereka cuma beli kulkas sekali dalam 10 atau 20 tahun. Memahami siklus hidup produk punya pengaruh besar ke rencana pemasaran kamu, sama kayak pentingnya ngerti kebiasaan belanja yang logis. Contohnya, ada satu toko serba ada yang ngadain promo "Beli Satu Gratis Setengah" buat perhiasan mahal. Promo ini nggak ngehasilin banyak penjualan karena kebanyakan orang nggak beli perhiasan mahal dalam jumlah "banyak" dan lebih milih pendekatan yang personal. Promo kayak gitu malah ngerendahin nilai produknya.

Aspek lain yang bisa kamu masukin ke dalam bagian produk di rencana pemasaran kamu termasuk strategi branding, rencana produk selanjutnya, atau perluasan lini produk. Mempertimbangkan berbagai sudut pandang ini tentang produk kamu saat nulis bagian ini bakal bantu kamu ngejelasin produk kamu dengan lengkap dan meyakinkan.

Pentingnya Menentukan Harga yang Tepat

Setelah ngerti produk kamu dengan baik, sekarang saatnya menentukan harga. Harga yang kamu pilih harus wajar buat pembeli dan menguntungkan buat kamu. Gimana sih caranya?

Pertama, kamu harus memperhitungkan semua biaya yang kamu keluarkan buat membuat dan menjual produk kamu. Biaya ini termasuk bahan baku, tenaga kerja, sewa, biaya pemasaran, dan lain-lain. Setelah kamu tau berapa total biayanya, kamu bisa menambahkan keuntungan yang kamu mau. Keuntungan ini adalah uang yang kamu mau dapetin dari penjualan produk kamu.

Faktor lain yang perlu kamu pertimbangkan saat nentuin harga termasuk harga produk pesaing kamu, permintaan pasar, dan nilai yang kamu tawarkan kepada pembeli. Misalnya, kalau produk kamu unik dan nggak ada yang sama di pasaran, kamu bisa nentuin harga yang lebih tinggi. Tapi kalau produk kamu mirip dengan produk pesaing, kamu mungkin perlu nentuin harga yang lebih rendah supaya bisa bersaing.

Penting banget buat kamu menentukan harga yang tepat dari awal. Harga yang terlalu tinggi bisa bikin pembeli ngerasa ragu dan nggak mau beli. Sedangkan harga yang terlalu rendah bisa bikin kamu rugi.

Tips Tambahan:

  • Lakukan riset pasar untuk ngerti lebih baik tentang target konsumen kamu dan pesaing kamu.
  • Gunakan berbagai saluran pemasaran untuk menjangkau lebih banyak pembeli.
  • Pantau hasil pemasaran kamu dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan dari ahli pemasaran kalau kamu butuh.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu para pebisnis pemula!

Bagian selanjutnya:

Di bagian selanjutnya, kita akan membahas gimana caranya buat strategi harga biar bisa lebih efektif buat bisnis yang baru kamu mau mulai atau yang sudah berjalan