Jualan Online: 4 Kesalahan yang Bikin Gagal (Dan Cara Menghindarinya)

Jualan Online: 4 Kesalahan yang Bikin Gagal (Dan Cara Menghindarinya)
Photo by Igor Miske / Unsplash

Wah, lagi kepikiran buat bisnis online sendiri? Keren! Sekarang emang lagi jamannya jualan online. Tapi, tahukah kamu, walaupun bikin tokonya gampang, biar laku dan sukses itu tantangan tersendiri. Apalagi persaingannya makin ketat aja.

Sebagai orang dalam di dunia bisnis online, kita udah lihat banyak banget pengalaman para pengusaha. Ada yang baru mulai langsung sukses luar biasa, tapi ada juga yang idenya bagus malah gagal gara-gara eksekusinya kurang tepat.

Nah, menariknya, kesalahannya itu seringkali sama. Biar kita nggak ngalamin hal yang sama, yuk kita bahas 4 kesalahan paling umum yang harus dihindari saat mulai bisnis online:

1. Terlalu Kejar Kesempurnaan

Pernah nggak nemu produk keren yang batal dijual cuma gara-gara pemiliknya nggak bisa nemuin warna tombol yang pas buat websitenya? Kedengeran aneh, kan? Tapi percaya deh, banyak banget yang gitu. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam mikirin hal-hal kecil sampe lupa yang penting.

Ini namanya "perfection paralysis" alias kelumpuhan gara-gara kejar kesempurnaan. Apalagi pengusaha pemula, sering bingung mana yang namanya "cukup bagus." Mereka sibuk ngeliatin contoh bisnis online yang udah top, lupa kalo perusahaan besar itu biasanya punya tim developer, designer, dan penulis konten sendiri. Nggak mungkin kita bisa ngelakuin semuanya sendirian.

Jadi, daripada pusing mikirin kesempurnaan, mending belajar dari konsep MVP (Minimum Viable Product). Maksudnya, kita cuma perlu bikin produk atau toko online yang fungsinya udah jalan dulu. Nggak perlu langsung sempurna. Nanti kalo udah jalan, baru deh kita bisa pelan-pelan ngembangin dan ngerapihinnya. Yang penting kita bisa segera jualan dan dapetin feedback dari customer.

2. Jualan ke Semua Orang

Jualan online tanpa ngerti target customer itu kayak jalan tanpa kompas. Jalan sih jalan, tapi ke mana arahnya? Apa aja yang bakal kita temuin di jalan? Mending bawa sepatu hiking apa perahu, ya?

Intinya, bisnis yang sukses itu harus bisa ngatasi masalah yang dialami orang lain. Tapi masalah siapa? Nah, itu tugas kita buat ngenalin siapa target customer kita yang sebenarnya. Biasanya, target customer itu nggak luas-luas amat, cuma segmen tertentu aja. (Kalo target kita semua orang, itu tandanya kita terlalu ambisius.)

Pelajari karakteristik target customer kita, mulai dari umur, hobinya, masalah yang mereka hadapi, dan lain-lain. Dengan ngerti customer kita, kita bisa bikin pesan promosi yang pas, pilih platform iklan yang tepat, dan ngembangin produk yang lebih sesuai kebutuhan mereka. Sebaliknya, bisnis yang gagal biasanya nggak ngerti siapa target customer mereka yang potensial. Alhasil, promosinya malah nggak jelas, kayak ngomong ke tembok.

3. Nggak Mau Berubah atau Nggak Ngaku Salah

Bagi pengusaha pemula, gagal itu udah biasa. Tapi sayangnya, di tahap awal ini, orang biasanya lagi idealis banget. Mereka punya ekspektasi yang kaku tentang gimana bisnisnya harus jalan, dan mereka cuma fokus buat ngehidupin ide awal itu, bukannya ngebangun bisnis yang sukses.

Biasanya, ide awal ini emang nggak selalu tepat. Misalnya, kita pengen punya brand dengan gaya yang super beda. Pikir deh, kenapa nggak ada yang ngelakuin itu? Mungkin karena emang nggak laku. Atau kita mau nawarin produk ke target audience yang baru. Kenapa mereka nggak tertarik selama ini?

Ciri khas bisnis yang potensial itu kemampuannya buat ngeliat kalo idenya nggak jalan, terus mereka bisa ngubah ke arah yang lebih baik. Memang berat ngelepasin ide awal, tapi kalo kita nggak ngelakuin itu, ya cuma buang-buang waktu dan tenaga aja. Inget, nggak cuma ide bisnis yang harus bisa berubah, tapi juga aktivitas bisnis lainnya, kayak desain, marketing, produk, dan lain-lain. Kalo ada yang nggak jalan, ya udah, ubah aja strateginya.

4. Ngerjain Semuanya Sendiri

Bikin bisnis online dari nol sampe dapetin penjualan pertama butuh keahlian yang beragam. Jadi, nggak heran kalo pengusaha perorangan harus bisa ngelakuin banyak hal. Mereka kudu jadi designer, copywriter, developer website, ahli user experience, akuntan, manajer partnership, dan marketer. Itu baru dari sisi promosinya aja, belum ngurusin produknya yang juga butuh desain, nyari supplier, ngaturin logistik, ngambil foto, dan masih banyak lagi.

Berdasarkan dari pengalaman kita, akan lebih baik mengalihdayakan pekerjaan pekerjaan dimana kita tidak begitu ahli dalam pelaksanaannya, walau keliatan keluar sedikit uang, tetapi akan lebih baik daripada menghabiskan waktu mengerjakan pekerjaan yang bukan keahlian kita, selain itu juga mengerjakan segala nya sendiri atau bertumpu pada keputusan sendiri bukanlah juga bukan merupakan satu keputusan bijaksana di dalam pemanfaatan waktu yang mana kita hanya punya waktu efektif kerja maksimal 10 jam per hari

Contoh Analisa MVP

Produk: Sepatu kets untuk pelari pemula

Fitur MVP:

  • Desain yang simpel dan fungsional
  • Bahan yang nyaman dan tahan lama
  • Sol yang kuat dan anti slip
  • Harga yang terjangkau

Alasan:

  • Pelari pemula biasanya lebih fokus pada fungsionalitas dan harga daripada desain yang trendi.
  • Fitur-fitur diatas sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pelari pemula.
  • Dengan meluncurkan MVP, kita bisa segera mendapatkan feedback dari customer dan terus mengembangkan produk berdasarkan feedback tersebut.

Contoh Implementasi:

  • Kita bisa bekerja sama dengan supplier sepatu yang sudah berpengalaman untuk memproduksi sepatu kets dengan desain yang simpel dan fungsional.
  • Kita bisa menggunakan bahan yang berkualitas tinggi namun tetap terjangkau.
  • Kita bisa mendesain sol yang kuat dan anti slip untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pelari.
  • Kita bisa menjual sepatu kets dengan harga yang kompetitif, sehingga terjangkau bagi pelari pemula.

Langkah Berikutnya:

  • Setelah meluncurkan MVP, kita bisa mengumpulkan feedback dari customer melalui survei, review, dan media sosial.
  • Berdasarkan feedback tersebut, kita bisa terus mengembangkan produk dengan menambahkan fitur-fitur baru yang dibutuhkan oleh customer.
  • Kita juga bisa memperluas target market dengan menawarkan sepatu kets untuk pelari di level yang lebih tinggi.

Catatan:

  • Contoh ini hanya sebuah ilustrasi. MVP yang tepat untuk bisnis online kamu bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis bisnis dan target marketnya.
  • Penting untuk selalu melakukan riset pasar dan memahami kebutuhan customer sebelum meluncurkan produk.

Tambahan:

Selain fitur-fitur diatas, kita juga bisa menambahkan beberapa fitur lain ke dalam MVP, seperti:

  • Pilihan warna yang beragam
  • Berbagai ukuran sepatu
  • Layanan return dan exchange yang mudah
  • Garansi produk

Penutup

Memulai bisnis online memang menantang, tapi bukan berarti mustahil. Dengan menghindari 4 kesalahan di atas dan menerapkan strategi MVP, kamu bisa meningkatkan peluang bisnismu untuk sukses.

Ingatlah, kesuksesan tidak datang dalam sekejap mata. Butuh kerja keras, dedikasi, dan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi. Teruslah berinovasi dan berikan yang terbaik bagi customer, maka kamu akan meraih mimpi yang kamu inginkan.

Semangat!

Tips tambahan:

  • Bangun komunitas online: Ini adalah cara yang bagus untuk terhubung dengan target customer kamu, mendapatkan feedback, dan membangun brand awareness.
  • Gunakan media sosial: Manfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk kamu dan membangun hubungan dengan customer.
  • Ikuti tren terbaru: Selalu up-to-date dengan tren terbaru dalam e-commerce dan bisnis online.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan: Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu kamu memulai dan mengembangkan bisnis online kamu.

Semoga sukses!