Integrasi Vertikal: Strategi Bisnis yang Bisa Dilakukan oleh UMKM

Integrasi Vertikal: Strategi Bisnis yang Bisa Dilakukan oleh UMKM
Photo by PiggyBank / Unsplash

Pada artikel sebelumnya, kami membahas pentingnya integrasi vertikal sebagai salah satu cara mendapatkan wawasan data yang berkualitas bagi bisnis anda.

Integrasi vertikal adalah strategi bisnis di mana perusahaan mengakuisisi atau bergabung dengan bisnis lain dalam rantai pasokannya. Integrasi vertikal dapat dilakukan ke hulu (backward integration) atau ke hilir (forward integration).

Integrasi vertikal umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti perusahaan manufaktur atau perusahaan ritel. Namun, integrasi vertikal juga dapat dilakukan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Contoh kasus integrasi vertikal oleh UMKM

Berikut adalah beberapa contoh kasus integrasi vertikal oleh UMKM:

  • UMKM produsen sepatu

Sebuah UMKM produsen sepatu dapat melakukan integrasi vertikal ke hulu dengan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan pemasok bahan baku sepatu, seperti kulit, benang, dan sol. Integrasi vertikal ini dapat membantu UMKM tersebut untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih murah dan lebih stabil.

  • UMKM produsen makanan

Sebuah UMKM produsen makanan dapat melakukan integrasi vertikal ke hilir dengan membuka gerai ritel sendiri untuk menjual produknya. Integrasi vertikal ini dapat membantu UMKM tersebut untuk meningkatkan penjualan dan profitabilitasnya.

  • UMKM jasa transportasi

Sebuah UMKM jasa transportasi dapat melakukan integrasi vertikal ke hulu dengan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan penyedia kendaraan, seperti bengkel atau showroom mobil. Integrasi vertikal ini dapat membantu UMKM tersebut untuk mendapatkan kendaraan yang lebih murah dan lebih mudah untuk diperbaiki.

Keuntungan integrasi vertikal bagi UMKM

Integrasi vertikal dapat memberikan beberapa keuntungan bagi UMKM, antara lain:

  • Meningkatkan efisiensi

Integrasi vertikal dapat membantu UMKM untuk mengurangi biaya produksi atau distribusi. Hal ini karena UMKM dapat memperoleh bahan baku atau produk dengan harga yang lebih murah, serta dapat mengontrol proses produksi atau distribusinya sendiri.

  • Meningkatkan kualitas produk atau layanan

Integrasi vertikal dapat membantu UMKM untuk meningkatkan kualitas produk atau layanannya. Hal ini karena UMKM dapat memiliki kontrol yang lebih besar atas proses produksi atau distribusinya.

  • Meningkatkan daya saing

Integrasi vertikal dapat membantu UMKM untuk meningkatkan daya saingnya di pasar. Hal ini karena UMKM dapat memperoleh keuntungan dari efisiensi, kualitas, dan daya kendali yang lebih besar.

Keterbatasan integrasi vertikal bagi UMKM

Selain keuntungan, integrasi vertikal juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

  • Biaya yang besar

Integrasi vertikal dapat membutuhkan biaya yang besar, baik untuk mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan lain, maupun untuk membangun infrastruktur dan sumber daya manusia yang dibutuhkan.

  • Kompetisi yang ketat

Integrasi vertikal dapat meningkatkan persaingan di pasar, karena UMKM akan bersaing dengan perusahaan lain yang juga melakukan integrasi vertikal.

Tips untuk UMKM yang ingin melakukan integrasi vertikal

Bagi UMKM yang ingin melakukan integrasi vertikal, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Lakukan riset terlebih dahulu

Sebelum melakukan integrasi vertikal, UMKM perlu melakukan riset terlebih dahulu untuk memahami potensi dan risiko yang akan dihadapi.

  • Buatlah rencana yang matang

UMKM perlu membuat rencana yang matang untuk integrasi vertikal, termasuk tujuan, strategi, dan sumber daya yang dibutuhkan.

  • Dapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait

UMKM perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, perbankan, dan lembaga konsultan.

Integrasi vertikal dapat menjadi strategi bisnis yang menguntungkan bagi UMKM. Namun, UMKM perlu memahami potensi dan risiko yang akan dihadapi sebelum melakukan integrasi vertikal.