Cara Steve Jobs Mengubah Kegagalan Menjadi Kesuksesan

Dari dipecat hingga mendirikan NeXT dan Pixar, Jobs kembali ke Apple dan meraih kejayaan. Filosofi hidupnya: hadapi kemunduran, terus berusaha, dan percayalah pada masa depan

Cara Steve Jobs Mengubah Kegagalan Menjadi Kesuksesan
Photo by Carles Rabada / Unsplash

Pernahkah kamu mengalami kegagalan yang begitu besar hingga rasanya seperti tidak mungkin untuk bangkit lagi? Steve Jobs, pendiri Apple, pernah merasakan itu. Namun, yang membuatnya berbeda adalah bagaimana dia menghadapi kegagalan tersebut dan akhirnya kembali dengan lebih kuat. Ini bukan hanya tentang ketahanan, tapi tentang bagaimana dia benar-benar tumbuh dari setiap kemunduran yang dialaminya.

Pada tahun 1985, Steve Jobs dipecat dengan brutal dari perusahaan yang dia dirikan sendiri. Semua saham Apple miliknya, sebanyak 11%, dijualnya, kecuali satu saham. Ini bukan tindakan seseorang yang merencanakan untuk kembali. Sepertinya, dia benar-benar sudah keluar untuk selamanya.

Bayangkan apa yang harus dirasakan oleh seorang yang menganggap dirinya jenius, yang menciptakan Macintosh – mungkin produk terobosan terbesar di Silicon Valley pada saat itu – dan sekarang dia harus keluar dari Apple. Lebih parahnya lagi, saham Apple justru naik hampir 7% saat berita pemecatannya diumumkan.

Namun, Jobs tidak menyerah. Dia mendalami proyek baru bernama NeXT. Produk ini adalah workstation kelas atas yang hanya dijual ke perguruan tinggi dan universitas. NeXT adalah gambaran dari pencarian Jobs untuk produk yang spektakuler, meskipun disertai dengan kebiasaan buruknya yang berlebihan. Dia menghabiskan $100.000 hanya untuk logo, sebuah kubus hitam yang sempurna. Karena logonya begitu indah, Jobs bersikeras bahwa komputernya juga harus berupa kubus sempurna, yang sangat mahal untuk diproduksi.

Pabrik futuristik dengan dinding putih, kursi kulit hitam seharga $20.000, dan tangga besar yang tampak melayang di ruang angkasa adalah beberapa contohnya. Produk NeXT dirilis pada pertengahan 1989, terlambat dua tahun dari jadwal. Meskipun memiliki fitur hebat seperti kamus Oxford dan karya lengkap Shakespeare, komputer ini memiliki disk optik yang lambat dan tidak ada floppy disk cadangan. Harganya juga jauh di atas janji awal, yaitu $6.500 dibandingkan dengan janji $2.000 hingga $3.000.

NeXT adalah kegagalan besar – Jobs pada puncak ambisinya namun minim komersialitas. Namun, proyek ini berfungsi sebagai pengalih perhatian dari pemecatannya dari Apple, menjaga dirinya tetap dalam permainan digital, dan memberinya pelajaran berharga tentang bagaimana tidak menciptakan bisnis yang layak. Yang paling penting, NeXT membuka jalan bagi kembalinya Jobs ke Apple ketika perusahaan itu dalam kondisi yang lebih buruk daripada NeXT.

Saat NeXT terus berjalan dengan tertatih-tatih, obsesi Jobs terhadap gambar digital dan animasi komputer menariknya semakin dalam ke dalam pengalaman belajar besar lainnya. Setelah meninggalkan Apple, Jobs menjadi investor mayoritas di Pixar. Meskipun Pixar awalnya berjuang untuk menjual produk mahal mereka, sebuah keajaiban terjadi pada tahun 1988 dengan film pendek Tin Toy yang memenangkan Oscar.

Pada tahun 1991, Disney mencoba menarik Lasseter, kreator jenius di balik film animasi Pixar, kembali ke Disney, namun Lasseter setia kepada Jobs. Akhirnya, Disney dan Pixar membuat kesepakatan untuk membuat film bersama, dan lahirlah Toy Story yang sangat sukses. Kesuksesan Toy Story mengubah keadaan Pixar dan Jobs. Saham Jobs di Pixar yang awalnya tidak berharga menjadi bernilai $1,2 miliar.

Setelah Toy Story dan kesuksesan Pixar, Jobs kembali ke Apple dengan membeli NeXT. Pada tahun 1997, saat Apple hampir bangkrut, dewan direksi meminta Jobs untuk mengambil alih. Jobs yang sekarang mengerti bahwa untuk mencapai takdirnya, dia membutuhkan Apple seperti halnya Apple membutuhkan dia. Jobs telah menjadi tahan banting, seorang penjudi yang dua kali hampir gagal namun kembali lebih kuat dan siap untuk kehebatan.

Jadi, bagaimana kita bisa belajar dari Steve Jobs untuk mengubah kemunduran menjadi kesuksesan besar?

  1. Ambil risiko besar.
  2. Jangan putus asa jika gagal.
  3. Setelah bencana, teruslah berjalan, namun ubah pendekatan.
  4. Reframe kegagalan tersebut.
  5. Jika perlu, fokus pada sesuatu yang berbeda.
  6. Kemunduran memberikan umpan balik. Gunakan untuk menjadi lebih kuat dan memperoleh pengalaman baru.
  7. Jangan pernah kehilangan harapan. Percayalah pada masa depan.
  8. Pelihara rasa drama pribadi. Apa yang akan kamu capai penting, bukan hanya untuk dirimu sendiri, tapi untuk dunia.
  9. Harapkan bencana diikuti oleh kegembiraan besar, semakin besar karena apa yang telah terjadi sebelumnya.

Kembangkan cara berpikir ini, jadikan sebagai filosofi hidup, dan raihlah kesuksesan yang tidak masuk akal seperti yang dilakukan Steve Jobs.