BPR Jaman Now: Susah Payah Bertahan Hidup

BPR Jaman Now: Susah Payah Bertahan Hidup
Photo by micheile henderson / Unsplash

Waduh, makin banyak nih BPR yang tutup! Baru-baru ini, BPR Bali Artha Anugrah resmi dicabut izin usahanya oleh OJK. Ini bukan kali pertama, dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada beberapa BPR yang mengalami nasib serupa.

Kenapa sih BPR-BPR ini pada tumbang? Ternyata, banyak yang bermasalah dengan tata kelola yang gak baik. Kayak gimana sih contohnya?

  • Pengurus dan pemegang saham yang gak becus. Mereka suka main uang BPR seenaknya, gak sesuai aturan. Kayak nyimpen duit di perusahaan lain yang berisiko tinggi, atau malah ngasih pinjaman ke orang-orang yang gak jelas kemampuannya buat bayar.
  • Kurangnya pengawasan dari OJK. Mungkin OJK masih kewalahan ngawasin semua BPR yang ada di Indonesia. Jadinya, ada BPR yang nakal dan lolos dari radar.
  • Bisnis model yang kurang inovatif. BPR kebanyakan masih mengandalkan bisnis simpan pinjam yang untungnya kecil. Gak heran, mereka jadi kesulitan bersaing dengan bank-bank lain yang lebih modern.

Terus, gimana nasib nasabah BPR yang tutup? Tenang aja, duit kalian gak bakal hilang begitu aja. Ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang bakal ngurusin duit nasabah di BPR yang bermasalah. Tapi, ada batasannya ya, maksimal Rp 2 miliar per nasabah.

Lalu, apa yang bisa dilakukan biar BPR gak makin banyak yang tutup?

  • Perkuat tata kelola BPR. Pengurus dan pemegang saham harus lebih bertanggung jawab dan profesional. OJK juga harus lebih ketat dalam pengawasan.
  • BPR harus lebih inovatif. Cari cara baru biar bisa bersaing dengan bank-bank lain. Mungkin bisa dengan menawarkan produk dan layanan yang lebih menarik, atau memanfaatkan teknologi digital.

Semoga BPR di Indonesia bisa lebih baik ke depannya. Jangan sampai makin banyak yang tutup, kasihan nasabahnya.