Akuntabilitas: Kunci Membuka Pintu Kesuksesan Bisnis yang Bebas Ego

Akuntabilitas: Kunci Membuka Pintu Kesuksesan Bisnis yang Bebas Ego
Photo by Jhon Jim / Unsplash

Bisnis yang berkembang pesat membutuhkan keseimbangan antara strategi, komitmen, dan dedikasi. Hanya punya ide bagus dan sedikit usaha tidak lagi cukup. Untuk tetap relevan, kita harus bisa mengikuti perubahan dunia bisnis yang cepat. Kalau tidak, kita bisa tertinggal atau malah tersingkir.

Takut tertinggal ini seringkali membuat kita mengerjakan terlalu banyak hal. Kita jadi kewalahan sendiri dan akhirnya sulit untuk menepati komitmen. Sadar-sadar, kita sudah terseret arus kesibukan, dan malah kesulitan mengejar target kita sendiri. Ironisnya, keinginan kuat untuk sukses terkadang bisa menjadi penghalang terbesar kita. Alih-alih menghadapi tantangan, kita malah mundur beberapa langkah. Kenapa kita jadi sabotase kesuksesan kita sendiri?

Realitanya, seberapapun kita berusaha mengatur semuanya, pasti ada yang terlewat. Artinya, kita tidak bisa selalu memberikan hasil yang 100% sempurna. Di saat seperti ini, akuntabilitas adalah senjata terbaik kita. Akuntabilitas membuat kita tetap pada jalur yang benar dan memastikan kita terus maju. Namun, akuntabilitas juga merupakan hal yang paling sering kita hindari. Bahkan saat kita ingin menjadi accountable, tetap saja sulit dilakukan. Apa yang menghentikan kita? Mengapa akuntabilitas menjadi tantangan bagi banyak orang? Apa alasan sebenarnya kita susah melakukannya?

Pelakunya: Ego

Menjadi accountable memang sulit, tapi alasan sebenarnya kita susah melakukannya mungkin lebih sederhana dari yang kita kira. Ini bukan karena kita malas atau jago mengatur waktu. Kurangnya akuntabilitas berasal dari kegagalan kita memahami sifat dasar manusia. Jika kita lihat bagaimana otak kita bekerja, kita akan menemukan bahwa kita secara alami menghindari hal-hal yang sulit atau tidak nyaman. Otak kita terprogram untuk mencari kesenangan daripada rasa sakit. Dan menjadi accountable itu tidak nyaman, jadi wajar saja kalau pikiran kita menciptakan penghalang antara kita dan akuntabilitas. Penghalang ini sering disebut sebagai ego.

Ego kita berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dengan menciptakan ilusi kontrol dan kompetensi yang nyaman dalam hidup kita. Ini adalah cara pikiran kita melindungi kita dari kenyataan pahit tentang kekurangan kita. Sadar atau tidak, ego menciptakan perlawanan yang memengaruhi cara kita menangani komitmen. Ketika kita menghadapi tantangan atau berisiko tidak memenuhi harapan, ego kita ikut campur untuk melindungi harga diri kita. Akibatnya, kita berpegang pada alasan dan membenarkan setiap kekurangan kita. Keinginan untuk melindungi citra diri ini menyebabkan kita mengulangi perilaku menghindar yang sama sampai menjadi kebiasaan. Mengandalkan ego untuk melindungi kita setiap saat akan memengaruhi cara kita menjalankan bisnis.

Penelitian oleh Yin et al., yang diterbitkan dalam Jurnal Social Psychological and Personality Science edisi Januari 2022, menunjukkan bahwa individu yang kuat atau orang-orang di posisi kunci cenderung menyalahkan orang lain alih-alih mengambil tanggung jawab. Ini karena sebagai manusia, kita lebih suka menyalahkan orang lain daripada menghadapi masalah kita sendiri. Kita lebih suka menyangkal daripada memberi tahu orang lain bahwa kita sedang kesulitan. Jujur saja, di beberapa titik dalam hidup kita, kita pernah menyalahkan orang lain hanya untuk merasa lebih baik. Namun, siklus perilaku yang didorong ego ini hanya akan mengarah pada sabotase diri sendiri dalam jangka panjang. Jadi, jika kita terbiasa menghindari ketidaknyamanan, bagaimana kita bisa menjadi accountable?

Contoh Menjadi Akuntabel dalam Bisnis

  • Menentukan tujuan yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time-bound): Buatlah tujuan yang jelas, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu. Hal ini akan membantu Anda untuk fokus dan melacak kemajuan Anda.
  • Membuat rencana yang realistis: Setelah menentukan tujuan, buatlah rencana yang realistis untuk mencapainya. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah yang konkret, deadline, dan sumber daya yang Anda perlukan.
  • Berkomunikasi secara terbuka dan transparan: Terbukalah dengan tim Anda tentang tujuan dan rencana Anda. Berikan update secara berkala tentang kemajuan Anda dan dengarkan masukan dari mereka.
  • Bertanggung jawab atas tindakan Anda: Akui kesalahan Anda dan ambil langkah-langkah untuk memperbaikinya. Jangan menyalahkan orang lain atau membuat alasan.
  • Belajar dari pengalaman Anda: Gunakan pengalaman Anda, baik yang sukses maupun yang gagal, untuk meningkatkan kinerja Anda di masa depan.
  • Meminta bantuan ketika Anda membutuhkannya: Jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang lain ketika Anda membutuhkannya. Ada banyak orang yang dengan senang hati membantu Anda untuk mencapai tujuan Anda.

Menjadi accountable tidak mudah, tetapi itu adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat mulai membangun kebiasaan akuntabilitas dalam diri Anda dan tim Anda. Seiring waktu, Anda akan melihat peningkatan dalam kinerja, produktivitas, dan kepuasan kerja.

Ingatlah, akuntabilitas bukan tentang kesempurnaan. Ini tentang mengambil tanggung jawab atas tindakan Anda dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.

Berikut beberapa contoh penerapan akuntabilitas dalam bisnis:

  • Seorang manajer penjualan yang accountable akan melacak kemajuannya terhadap kuota penjualannya dan secara teratur berkomunikasi dengan timnya tentang kemajuannya.
  • Seorang tim pengembangan perangkat lunak yang accountable akan bekerja sama untuk memenuhi tenggat waktu dan memberikan produk berkualitas tinggi.
  • Seorang pemimpin perusahaan yang accountable akan bertanggung jawab atas kinerja perusahaan secara keseluruhan dan akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutannya.

Akuntabilitas adalah budaya yang harus ditanamkan di semua tingkatan organisasi. Ketika semua orang merasa bertanggung jawab atas kesuksesan tim, perusahaan akan lebih mungkin untuk mencapai tujuannya.

Apakah Anda siap untuk mulai membangun budaya akuntabilitas dalam bisnis Anda?